"Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga 8 April 2025, dengan total 11 anggota militer Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB," katanya, dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat (11/4/2025).
Pada Kamis (10/4/2025) malam, Sebby kembali mengabarkan bahwa kelompoknya telah membunuh lima pendulang emas lainnya di Kali Kabur, Koroway, Yahukimo.
Baca Juga:
KKB di Yahukimo Sandera Kepala Dusun dan Istri Usai Bantai 11 Pendulang Emas
Sebby menyatakan bahwa alasan serangan ini serupa dengan yang terjadi di Sungai Silet, yakni karena mereka menilai para pendulang emas itu sebagai mata-mata yang kerap melakukan pemantauan udara menggunakan drone terhadap markas TPNPB.
"Lima orang yang dieksekusi di Kali Kabur adalah anggota militer Indonesia yang menyamar. Mereka sering melakukan pemantauan dari udara menggunakan drone untuk mengintai markas kami, sehingga pasukan kami langsung melakukan operasi dan berhasil mengeksekusi mereka," ujar Sebby.
Ia pun menantang militer Indonesia untuk menghadapi mereka secara langsung. "Jika militer Indonesia ingin mengejar kami, silakan datang ke markas kami," katanya.
Baca Juga:
Pendulang Emas Diduga Dibunuh KKB di Yahukimo, Korban Tewas Capai 11 Orang
Pemerintah Indonesia mengutuk keras aksi kelompok separatis bersenjata tersebut yang telah melakukan pembantaian terhadap para pendulang emas sipil di Yahukimo.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyatakan bahwa serangan yang menyebabkan 17 korban jiwa ini merupakan tindakan terorisme yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Pemerintah pun memerintahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk segera mengevakuasi korban dan meningkatkan status keamanan di wilayah tersebut.