"Pemerintah mengutuk keras kekerasan yang terjadi di Yahukimo yang telah merenggut nyawa 17 orang akibat serangan kelompok bersenjata. Tragedi ini menunjukkan bahwa para pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan dan melakukan pembunuhan secara brutal serta sporadis," ujar Menko Budi dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta pada Kamis (10/4/2025).
"Aksi teror ini membuat masyarakat semakin takut untuk beraktivitas," tambahnya.
Baca Juga:
KKB di Yahukimo Sandera Kepala Dusun dan Istri Usai Bantai 11 Pendulang Emas
Menko Budi menyampaikan bahwa pemerintah telah menerima laporan lengkap terkait serangan yang terjadi dalam rentang waktu 5 hingga 8 April 2025.
Setelah menerima laporan tersebut, pemerintah langsung menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan berbagai otoritas bidang politik dan keamanan untuk menentukan langkah responsif.
Rakor tersebut melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), TNI dan Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), serta sejumlah instansi terkait lainnya.
Baca Juga:
Pendulang Emas Diduga Dibunuh KKB di Yahukimo, Korban Tewas Capai 11 Orang
Dalam rakor tersebut, Menko Budi menegaskan bahwa prioritas utama adalah mengevakuasi para korban dan memulangkan mereka ke keluarga masing-masing.
Ia juga mengakui bahwa proses evakuasi menghadapi sejumlah kendala, terutama medan yang sulit dan kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Selain itu, keputusan lain yang diambil dalam rakor adalah meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah rawan di Papua guna memberikan perlindungan bagi masyarakat yang kini berada dalam ketakutan akibat serangan kelompok separatis.