WahanaNews.co, Jakarta - Polisi mengungkapkan hasil rekaman dari kamera pengawas atau CCTV yang menampilkan saat Brigadir RAT dari Satlantas Polres Manado melakukan tindakan bunuh diri.
Berdasarkan analisis dari Laboratorium Kriminal (Labkrim) Siber Polri, terdapat 13 momen penting dalam rekaman CCTV yang menegaskan kejadian bunuh diri Brigadir RAT tersebut.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Kami telah menganalisis 13 momen penting," kata anggota Labkrim Siber Polri, Ipda Saji, sambil memutar rekaman CCTV peristiwa bunuh diri Brigadir RAT di Polres Jaksel pada Senin (29/4/2024).
Dia menjelaskan bahwa Labkrim Polri menerima rekaman CCTV dari lokasi kejadian bunuh diri Brigadir RAT, yang disimpan dalam hardisk yang berisi DVR.
DVR tersebut mampu mendukung 36 saluran, tetapi hanya 16 kamera atau saluran yang aktif digunakan untuk merekam.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Dari sistem DVR kami melakukan kalibrasi mencocokkan antara time, maksudnya adalah device time sama actual time. Jadi, kalau DVR sistemnya itu lebih lama 9 menit 53 detik," tuturnya.
Saji mengungkap, dari 16 kamera yang menjadi barang bukti rekaman CCTV tewasnya Brigadir RAT, pihaknya mengambil momen-momen yang mendekati atau yang diminta oleh penyidik. Labkrim pun telah melakukan verifikasi atas keaslian data dalam DVR itu, hasilnya data tersebut original alias tak termodifikasi.
"Setelah imaging dilakukan verifikasi apakah data tersebut sudah termodifikasi atau tidak, semua file yang kami dapatkan adalah file original. Artinya adalah fiber framenya tidak ada sisipan, atau pengeditan didukung dengan bitrate yang konstan," katanya.
Adapun 13 momen penting dalam rekaman CCTV tersebut, pertama jam 16.23,5 momen di mana mobil MPV Toyota Alphard Nomor 23 Romawi delapan (VIII), itu di depan pagar melakukan klakson sekali. Kedua, pria 1 berbaju merah membuka pagar, jam 16.21.04 WIB itu mobil MPV melintas masuk area lima.
Keempat, mobil melintas di depan lokasi. Kelima, mobil berhenti, keenam adalah menurunkan penumpang yang bagian di depan itu pria berbaju hijau army atau pria 2, pria anak turun dari tengah kiri, perempuan mengenakan dress turun dari tengah kanan, lalu perempuan berbaju putih celana hijau turun dari tengah kiri.
Momen ketujuh, ada indikator mobil Alphard menyala lalu mundur, kedelapan pukul 16.22.15 WIB, mobil berhenti mundur, lampu indikator menyala stop.
Kesembilan, pukul 16.23.16 mundur kembali jalan belok ke kanan kaca mobil kanan tertutup.
Pada saat kesepuluh, sepuluh mobil tersebut berhenti mundur dan belok kanan dengan lampu indikator stop menyala, sehingga terjadi dua kali pemberhentian.
Kemudian, pada momen kesebelas, Brigadir RAT diduga melakukan tindakan bunuh diri.
"Pada pukul 16.24.45 (momen kesebelas), terdengar suara letusan atau ledakan, kami telah menganalisis rekaman suara tersebut menggunakan teknologi pengenalan suara atau wajah, dan hasilnya menunjukkan adanya kemungkinan suara letusan atau ledakan," jelas Saji.
Kemudian, pada momen kedua belas, lampu rem mobil mati, yang menandakan bahwa mobil tersebut mulai bergerak, dan remnya sempat menyala kembali sebelum dilepaskan, ditandai dengan lampu stop.
Pada momen ketiga belas, mobil menabrak bagian depan kanan mobil putih, sehingga pintu kanan alphard terhenti pada pukul 16.24.52 WIB.
"Kami telah melakukan pemrosesan visual terhadap suara yang direkam, serta meningkatkan resolusi gambar agar lebih jelas, dan kami menyajikan secara kronologis mulai dari momen pertama hingga yang ketiga belas yang telah saya sebutkan sebelumnya," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]