WahanaNews.co | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa seorang wiraswasta bernama Budi Gunawan dan Erwin selaku Unit Layanan Pengadaan (ULP) dalam kasus dugaan korupsi turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan pada Dinas PUPR Pemkab Banjarnegara Tahun 2017-2018 dan penerimaan gratifikasi, Selasa (2/11/2021).
Dua orang itu diperiksa sebagai saksi untuk melengkapi berkas perkara tersangka Bupati nonaktif Banjarnegara Budhi Sarwono (BS).
Baca Juga:
KPK Sita Aset Hasil Pencucian Uang Bupati Nonaktif Banjarnegara Senilai Rp 10 Miliar
"Para saksi hadir dikonfirmasi antara lain terkait dengan cara mendapatkan proyek pekerjaan di Pemkab Banjarnegara yang diduga dengan melakukan pendekatan khusus disertai dengan komitmen pemberian fee pada tersangka BS melalui tersangka KA (Kedy Afandi)," ujar Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, dalam keterangannya, Rabu (3/11/2021).
KPK menjerat Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono (BS), dan Kedy Afandi (KA), selaku pihak swasta, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemkab Banjarnegara Tahun 2017-2018 dan penerimaan gratifikasi.
Dalam konstruksi perkara, KPK menyebut bahwa pada September 2017 Budhi memerintahkan Kedy, yang juga orang kepercayaan dan pernah menjadi ketua tim sukses dari Budhi saat mengikuti proses Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banjarnegara, untuk memimpin rapat koordinasi (rakor).
Baca Juga:
KPK Periksa Budi Gunawan Terkait Kasus Bupati Banjarnegara
Rakor tersebut dihadiri oleh para perwakilan asosiasi jasa konstruksi di Kabupaten Banjarnegara yang bertempat di salah satu rumah makan.
Dalam pertemuan tersebut, sebagaimana perintah dan arahan Budhi, Kedy menyampaikan bahwa paket proyek pekerjaan akan dilonggarkan dengan menaikkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) senilai 20 persen dari nilai proyek dan untuk perusahaan-perusahaan yang ingin mendapatkan paket proyek dimaksud diwajibkan memberikan komitmen fee sebesar 10 persen dari nilai proyek.
Pertemuan lanjutan kembali dilaksanakan di rumah pribadi Budhi yang dihadiri oleh beberapa perwakilan Asosiasi Gapensi Banjarnegara dan secara langsung Budhi menyampaikan di antaranya menaikkan HPS senilai 20 persen dari harga saat itu.