"Sejak pukul 07.00 WIB sampai 09.30 WIB, itu saya masih di PTIK, parkir. Bohong tuh. Bisa dicek di (kamera) CCTV, mobil saya ada masuk ke PTIK pagi-pagi. Tidak ada olah TKP di sana," tegas Yusna.
Ia mengaku telah mengonfirmasi soal olah TKP kepada penyidik dan mendapat informasi bahwa olah TKP tak dilakukan pada pagi hari, melainkan pada Jumat sore.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
"Terus saya tanya juga ke ketua tim penyidik. Kata dia sore (olah TKP). Dia malah telepon ke saya, tadi jam 10.00 konfirmasi, dia bilang, ibu kalau bisa enggak usah ikut. Karena ini sebentar, sore baru dilaksanakan," ucap Yusna.
"Kenapa tiba-tiba sudah dilayangkan (olah TKP sore), katanya sudah olah TKP tadi pagi? Saya ketemu (penyidik) jam 11.00, saya masih ngobrol, katanya belum," imbuhnya.
Ia juga keberatan dengan pernyataan polisi dari Polres Metro Jakarta Selatan yang menyebut dugaan penganiayaan yang dialami anaknya merupakan candaan para remaja.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
"Masa orang Polres Jakarta Selatan bilangnya itu anak-anak kecil pelakunya, perkelahian yang tidak serius. Ini bukan perkelahian loh. Ini anak saya dianiaya loh!" jelas Yusna.
Yusna juga mempertanyakan lamanya proses penyelidikan. Padahal, kata Yusna, pemeriksaan sudah dilakukan sejak kasus penganiayaan terhadap putranya dilaporkan kepada pihak berwenang.
Ia pun meminta bantuan wartawan untuk mendesak pihak RS agar segera mengeluarkan hasil visum anaknya.