WahanaNews.co | Netizen atau warganet mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap
DPRD DKI Jakarta yang menuntut kenaikan gaji.
Warganet kian kecewa setelah melihat
pemandangan aksi walkout hampir
seluruh anggota DPRD DKI ketika Fraksi PSI membacakan pandangannya dan menolak
kenaikan gaji dalam rapat paripurna Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)
tentang Perubahan Perda Nomor 1 Tahun 2015 di Gedung DPRD DKI Jakarta,
Senin (14/12/2020).
Baca Juga:
Kepulauan Seribu Terima 11 Alat Bantu Fisik Gratis dari Dinsos DKI Jakarta
Di Twitter,
kekecewaan maupun hujatan warganet terhadap DPRD DKI masuk dalam daftar trending topic.
Pemerhati sosial, politik, ekonomi,
dan keagamaan, Abdillah Toha, melalui
akun @AT_AbdillahToha, menyebutkan bahwa anggota DPRD DKI sudah tidak memiliki rasa
malu.
"Urat
malu politisi anggota DPRD DKI ini sudah putus. MALU sudah hilang dari kamus
mereka. Hanya ada satu kata di benak saya. Menjijikkan," cuitnya, seperti dikutip redaksi pada Selasa (15/12/2020).
Baca Juga:
Komisi IV DPRD Siap Dorong Perbaikan Fasilitas Camp Dragon Kota Bekasi
Akun @suciharto menulis, "HAI
RAKYAT DKI LIHAT INI !! BUKA MATA LOE.... JANGAN BIARKAN ANAK-ANAK MUDA INI
BERJUANG SENDIRIAN MEMBELA KALIAN!!!!"
Warganet lainnya, @ritsariana, mencuit, "Anggota DPRD DKI terlihat sekali hanya ingin ada di ruang sidang dgn
acara yg enak dihatinya sj, yg menguntungkan bagi dirinya sj .. saya yakin
mereka tau yg diinginkan PSI itu baik utk rakyat tapi mgkn mereka merasa
dirugikn.."
Kemudian, akun @ChaerulK1 mengatakan, "Rakyat
DKI sdh mengeluarkan uang, tenaga, pikiran &
waktu hanya utk memilih mrk agar bisa "duduk" di kursi DPRD &
mendapat sebutan "Anggota Dewan Yang Terhormat" ... tp bgtu udh dapet
semuanya koq "kursi" nya malah ditinggalin, apa bkn pengkhianatan ini
namanya."
Politikus PSI, Tsamara
Amany, melalui akun Twitter-nya, @TsamaraDKI, menganggap mayoritas anggota DPRD DKI
yang mempermalukan PSI dengan melakukan aksi walkout ketika Fraksi PSI menyampaikan pandangan resminya itu merupakan risiko yang harus ditanggung partainya.
Namun, dia justru merasa terhormat
menjadi musuh bersama demi kepentingan rakyat.
"Risiko
yang harus kami terima ketika berani menggagalkan rencana naik gaji &
tunjangan anggota DPRD DKI sebesar Rp700 juta per bulan. Dimusuhi karena
menjaga uang rakyat adalah sebuah kehormatan," tulisnya. [qnt]