WahanaNews.co, Jakarta - Hotman Paris, anggota Tim Hukum Prabowo-Gibran, menyatakan keheranannya terhadap pasangan Anies Baswedan-Cak Imin dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang mengajukan gugatan terkait permohonan pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Alhasil, Hotman dan Timnas AMIN pun terlibat dalam perang kata-kata.
Hotman menyebut bahwa pasangan calon 01 dan 03 tidak mengajukan protes terhadap kehadiran Gibran dalam dua kesempatan, yaitu saat pembagian nomor urut dan pada debat cawapres.
Baca Juga:
Ketua RT hingga Kiai Diperiksa Polisi di Purworejo, Soal Nikahkan Korban dengan Pemerkosa
Dalam pandangannya, tindakan ini secara tidak langsung menunjukkan pengakuan terhadap keabsahan pencalonan Gibran.
"Kok sekarang KPU disalahkan? Disalahkan KPU-nya kok Gibran tidak memenuhi syarat? Jadi, menurut kami, rada cengeng gitu jawabannya," kata Hotman di gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan menilai permohonan gugatan paslon 01 dan 03 terkait diskualifikasi merupakan cacat formil. Sebab, kata dia, seharusnya permohonan tersebut dilayangkan ke Bawaslu.
Baca Juga:
Tersangka Razman Nasution Jalani Tes Kesehatan & Sidik Jari di Bareskrim
"Kalau persoalan bukti mungkin, kami yakin betul, dari segi bukti pun yang dikatakan, dipersoalkan Gibran mengatakan, tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan menjadi wakil presiden itu juga saya kira sudah gampang dipatahkan," kata Otto, melansir Detik, Rabu (27/3/2024).
"Karena bagaimana pun Gibran masuk menjadi calon presiden itu jelas adalah telah diputuskan dalam putusan MK yang sudah final and binding," sambung dia.
Balasan Timnas AMIN
Juru Bicara Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Iwan Tarigan, merespons soal gugatan pihaknya ke MK yang dianggap cengeng oleh tim Prabowo-Gibran.
Iwan mengklaim bakal membuat dua pengacara top Hotman Paris menangis dan Otto Hasibuan masuk kamar.
"Hotman Paris akan kami buat menangis dan Otto Hasibuan akan masuk kamar," ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/3/2024).
Iwan kemudian menjelaskan hal yang diajukan oleh tim AMIN ke MK. Tim AMIN menganggap adanya sejumlah tindakan yang mempengaruhi hasil akhir di TPS hingga KPU.
"Adalah perselisihan tentang hasil pemilu, karena proses yang curang dan bermasalah etika dan abouse of power kekuasaan tentunya akan mempengaruhi hasil akhir di TPS dan KPU," katanya.
Iwan mengatakan perselisihan hasil pemilu merupakan tugas dan wewenang MK untuk mengadilinya. Dirinya juga menyertakan wewenang MK menurut UU
"Dan mengenai Perselisihan Tentang Hasil Pemilu adalah tugas dan kewenangan MK untuk mengadilinya yang mempunyai dasar hukum," katanya.
Hotman Kembali Membalas
Anggota Tim Pembela Prabowo-Gibran, Hotman Paris, membalas Timnas AMIN yang mengatakan akan membuatnya menangis dalam perkara gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Hotman mengatakan seharusnya yang malu dan menangis adalah Tim AMIN.
"Jadi yang harus nangis, jadi saya katakan lebih tepat ke mereka yang harus malu nanti dan cengeng mereka. Mana mungkin gua nangis, orang logika berpikir gua super jenius. Jadi yang harusnya malu mereka itu nanti di persidangan," kata Hotman, Selasa (26/3/2024).
Hotman juga memberikan penjelasan mengapa ia menyebut pihak yang mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait pemilihan presiden sebagai cengeng. Ia menggunakan analogi anak kecil dalam situasi tersebut.
Hotman menyamakan situasi tersebut dengan perilaku seorang anak kecil. Ketika anak kecil diberi permen, ia akan merasa senang dan ceria. Namun, ketika permen habis, anak tersebut akan menangis dan merengek-rengek meminta permen yang baru.
"Dibandingkan dengan anak kecil, pada saat diberi permen, ia akan merasa senang dan menikmati kebahagiaan, tertawa-tawa dan bersuka cita. Namun, ketika permen habis, ia akan merengek dan meminta permen yang baru," ungkapnya.
Hotman menjelaskan bahwa awalnya, tim Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sangat bersemangat. Namun, ketika mengalami kekalahan, mereka kemudian merengek-rengek dan meminta pemilihan ulang.
"Ceria ketawa-ketawa betapa bangganya di hadapan publik, di situ ada Gibran, kenapa saat itu nggak dia katakan Gibran itu tidak sah?" sebut Hotman.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]