Permintaan secara lisan itu disampaikan pihak keluarga Agus pada awal tahun lalu.
"Ibunya bilang coret aja ke istri saya, kebetulan istri saya kader [PKK/Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga] juga di sini. Di KK-nya dicoret, cuma semua orang tahu sih memang enggak ada orang ini [Agus] di sini kan," tutur Asep.
Baca Juga:
Terduga Teroris yang Pernah Rencana Aksi di Singapura Ditangkap Densus 88
"Itu KK juga tahun 2015, data yang saya punya tahun 2015 belum ada pembaruan. Ketika ditanya, dicoret aja, tetapi ternyata di Dukcapil masih di sini. Padahal kan orangnya sudah enggak ada," sambungnya.
Menurut pengetahuan Asep, pihak keluarga tidak mengetahui bahwa Agus telah menikah dan tinggal di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bahkan, kabar Agus disebut baru diketahui setelah ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
"Jadi, selama ini memang lost kontak," ujarnya.
Baca Juga:
Ledakan Bom di Rumah Cagub Aceh Bustami, Polisi Periksa 4 Saksi
Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar turut menewaskan seorang anggota Polri atas nama Aiptu Sofyan, dan membuat 11 orang lainnya luka-luka. Seorang warga sipil turut menjadi korban dalam ledakan itu.
Agus yang menjadi pelaku tewas di tempat dengan lubang di bagian punggung akibat efek ledakan.
Agus merupakan mantan narapidana kasus terorisme yang baru bebas pada Maret 2021. Ia sebelumnya dipenjara karena menjadi perakit bom Cicendo pada awal 2017.