WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari Tangerang Selatan ketika Walikota Benyamin Davnie diterpa isu kepemilikan jam tangan mewah Rolex yang disebut-sebut tidak tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung merespons isu tersebut dan memastikan akan melakukan pengecekan.
Baca Juga:
LHKPN Janggal, ‘Sultan’ Kemnaker Diduga Sembunyikan Rp 69 Miliar dari KPK
Jurubicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan hal itu saat berbicara kepada wartawan di Jakarta pada Kamis (25/9/2025).
"Dari informasi ini kami akan cek, apakah ada harga atau aset yang memang belum dilaporkan dalam LHKPN-nya," kata Budi.
Ia menjelaskan bahwa laporan dari masyarakat merupakan bagian dari partisipasi publik dalam mengawasi kepatuhan pejabat terhadap kewajiban pelaporan harta.
Baca Juga:
Kekayaan Kadis PUPR Sumut Terkuak: Rp 4,9 Miliar Saat Jadi Tersangka KPK
Menurutnya, mekanisme ini penting untuk memperkuat instrumen pencegahan korupsi di tanah air.
Isu ini pertama kali mencuat setelah seorang konten kreator Instagram bernama @luckchan mengunggah video yang menyoroti jam tangan Rolex yang pernah dikenakan Benyamin.
Dalam kontennya, disebutkan bahwa ada dua jam tangan merek Rolex dengan total harga mencapai Rp400 juta.
Detailnya, jam Rolex Submariner Date yang dipakai Benyamin ditaksir seharga Rp220 juta.
Sementara itu, jam tangan Rolex Yacht Master 40 yang juga dikenakan Benyamin diperkirakan seharga Rp228 juta.
Berdasarkan catatan di situs resmi LHKPN KPK, Benyamin terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 9 Juli 2025 saat awal menjabat sebagai Walikota Tangerang Selatan.
Jumlah total harta yang dilaporkannya kala itu senilai Rp6.102.794.641 atau sekitar Rp6,1 miliar.
Dalam laporan itu, Benyamin mencatatkan 4 bidang tanah dan bangunan senilai Rp4,35 miliar.
Ia juga melaporkan kepemilikan 4 unit kendaraan dengan total nilai Rp660 juta.
Selain itu, ada harta bergerak lainnya senilai Rp170 juta, kas dan setara kas senilai Rp1.039.314.641 atau sekitar Rp1,03 miliar, serta utang senilai Rp116,52 juta.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]