WAHANANEWS.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek kereta cepat Jakarta–Bandung, Whoosh, yang berada di bawah pengelolaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), menyusul temuan adanya indikasi penjualan kembali tanah milik negara untuk kepentingan proyek tersebut.
Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (10/11/2025), bahwa pihaknya menemukan adanya oknum yang memanfaatkan aset negara untuk keuntungan pribadi dengan menjual kembali lahan yang sebenarnya milik negara.
Baca Juga:
Wakil Ketua Baleg DPR Ahmad Doli: UU Perampasan Aset Penting untuk Beri Efek Jera
“Ada oknum-oknum, di mana yang seharusnya ini milik negara, tetapi dijual lagi ke negara,” ujar Asep.
Ia menjelaskan bahwa lahan-lahan tersebut tidak hanya dijual kembali, tetapi juga dengan harga yang lebih tinggi dari seharusnya, dan dalam beberapa kasus bahkan melebihi harga pasar.
Padahal, kata Asep, tanah negara yang digunakan untuk proyek nasional tidak seharusnya diperjualbelikan, melainkan cukup dikonversi atau dialihkan sesuai aturan yang berlaku.
Baca Juga:
Empat Gubernur Riau Terjerat KPK, Abdul Wahid Jadi Nama Terbaru dalam Daftar Kelam
“Kalaupun itu misalkan kawasan hutan, ya dikonversi nanti dengan lahan yang lain lagi, seperti itu,” ucapnya.
KPK kini tengah menelusuri secara rinci proses pengadaan lahan untuk proyek kereta cepat Whoosh tersebut, guna memastikan seluruh mekanismenya berjalan sesuai aturan dan tidak merugikan keuangan negara.
“Kalau pembayarannya wajar, maka tidak akan kami perkarakan,” jelas Asep.