WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengusulkan Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, menjadi calon Panglima TNI.
Andika diproyeksikan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan segera pensiun.
Baca Juga:
Hadi Tjahjanto: Saya Doakan Jenderal Andika Aman dan Lancar
Eks Panglima Komando Candangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi I DPR.
Bila lancar, Andika akan disetujui dan disahkan dalam rapat paripurna DPR.
Tahap selanjutnya, jebolan Akademi Militer 1987 itu tinggal dilantik Jokowi sebagai Panglima TNI ke-21.
Baca Juga:
Pesan Perpisahan Marsekal Hadi Tjahjanto: Tak Ada Kata Menyerah bagi NKRI!
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan, fit and proper test Andika akan digelar usai rapat Badan Musyawarah atau Bamus DPR.
Mekanisme di DPR biasanya usai menerima Surat Presiden atau Surpres selanjutnya akan dibahas dalam rapat Bamus.
Ia menyebut, fit and proper test rencananya dilakukan Komisi I DPR pada hari ini dan besok.
Menurut Puan, paripurna DPR untuk persetujuan dan pengesahan Andika kemungkinan nanti bisa digelar pada Senin, 8 November 2021.
Proses yang dilalui Andika untuk menjadi Panglima TNI diprediksi mulus.
Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai, DPR akan setuju dan memberikan karpet merah untuk eks Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tersebut.
Fahmi menyampaikan demikian, karena DPR dalam sejarahnya belum pernah mempersulit nama calon Panglima TNI dari masa ke masa yang diusulkan Presiden.
"Apalagi kita juga tahu sejumlah anggota DPR telah lama secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Andika. Karpet merah untuk beliau," kata Fahmi kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).
Pun, ia menganalisa, meski di-endorse sosok ayah mertuanya, AM Hendropriyono, tapi Andika dinilai sebagai sosok yang loyal dan berprestasi.
Kriteria itulah, menurutnya, yang saat ini dibutuhkan Jokowi, terutama untuk memuluskan agenda politik kenegaraan dan pemerintahan.
Selain itu, Andika juga dianggap sebagai figur yang memiliki akses dan jejaring internasional cukup kuat.
Dengan modal itu, mantan Pangdam XII Tanjungpura itu bisa berperan dalam isu-isu yang menyangkut dinamika lingkungan strategis kawasan.
Namun, ia punya catatan karena Andika bila resmi menjabat Panglima TNI hanya punya waktu setahun.
Dengan durasi cukup singkat itu, "Maka Jenderal Andika tentu harus bisa menunjukkan bahwa dalam masa setahun nanti, dia tetap bisa berbuat banyak, melakukan perubahan positif dan mencatat prestasi. Ini tantangan yang harus dihadapi," katanya.
TNI Solid
Fahmi menambahkan, langkah Jokowi yang menunjuk Andika sebagai pengganti Hadi Tjahjanto tak membuat TNI resistensi.
Ia bilang, TNI sudah teruji soliditas dan loyalitasnya dalam menghadapi perubahan kepemimpinan.
Dia menitikberatkan persoalan TNI seperti pertahanan siber dan peran alat utama sistem senjata atau alutsista konvensional di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Begitupun ancaman terhadap kedaulatan negara juga cenderung beragam.
"Mayoritas di antaranya memang bersifat non-militer. Maka penguatan pada penguasaan teknologi termasuk aspek yang penting. Apalagi perang di masa mendatang akan lebih bersifat proksi, asimetris dan hibrida," jelas Fahmi.
Komisi I DPR menyambut nama Andika yang notabene pilihan Jokowi.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon, memuji pilihan Jokowi.
Fadli, yang biasanya kritis terhadap kebijakan Jokowi, kali ini mengapresiasi.
Bagi dia, Andika pilihan tepat sebagai sosok calon Panglima TNI.
Menurut dia, figur Andika dianggapnya sebagai perwira tinggi TNI yang punya kecerdasan dan pergaulan internasional.
“Presiden punya hak prerogatif tentukan Panglima TNI yang ia mau. Sosok Andika sudah tepat,” tutur Fadli kepada wartawan.
Pun, Anggota Komisi I DPR Fraksi PDIP, TB Hasanudin, mengatakan, terpilihnya Andika merupakan hak yang jadi kewenangan Jokowi selaku Presiden RI.
Meski ada isu jatah Panglima TNI setelah Hadi Tjahjanto adalah giliran matra TNI Angkatan Laut.
Menurut dia, Andika dikenal sebagai sosok didisiplin dan berintegritas tinggi.
Ia mengatakan, selama menjabat KSAD, Andika juga punya kapasitas yang memadai.
Lebih lanjut, ia optimis fit and proper test nanti bisa dilewati Andika dengan lancar.
Dia mengaku sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan diajukan terhadap Andika.
Salah satu yang akan ia singgung terkait pembangunan alutsista dalam program Minimum Essential Force (MEF).
Selain itu, ia mau mengetahui pandangan Andika terkait situasi, geopolitik terkini.
Hal ini termasuk strategi mengantisipasi konflik Laut China Selatan hingga persoalan Papua.
"Kemudian peningkatan disiplin prajurit TNI, seperti kita ketahui disiplin prajurit sekarang ini menurun," ujarnya.
Dia menekankan, Andika juga punya tanggungjawab berat memimpin TNI dengan bisa tetap menjaga profesional prajurit.
"Jaga profesional prajurit, mendidik, melatih, dan menciptakan prajurit yang tidak berbisnis. Dan, tidak berpolitik," tutur Hasanuddin. [dhn]