Dari
jumlah tersebut, satu rupiah pun tidak diambil pengurus makam maupun Pondok
Pesantren Tebu Ireng.
Fakta
berikutnya, makam Gus Dur mampu menghidupkan ekonomi umat.
Baca Juga:
Politikus NasDem Rajiv, Penuhi Panggilan KPK Jadi Saksi Kasus SYL
Ekonomi
bergerak mulai dari jasa bus pariwisata yang mengangkut peziarah, rumah makan
dan pedagang-pedagang di sekitar makam.
"Artinya, kalau hari ini ada orang
memperbandingkan antara pembangunan museum di Pacitan dengan kompleks makam Gus
Dur, saya pikir dia gagal paham," kata Gus Miftah.
Pernyataan
Gus Miftah itu merespons kontroversi cuitan politikus Partai Demokrat,
Rachland Nashidik.
Baca Juga:
HUT Partai ke-51: PDI-P Akui Sengaja Tak Undang Jokowi
Rachland
belum lama ini berkicau mengenai museum SBY-Ani yang dipertanyakan banyak orang
karena menerima dana hibah Rp 9 miliar dari Pemprov Jawa Timur.
"Pertama, bukan museum keluarga. Kedua,
inisiatif pendanaan datang dari Pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar
berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda
tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?" kata Rachland.
Cuitan
itu menuai respons keras dari putri Gus Dur, Alissa Wahid. Dalam cuitannya, Alissa
mengungkap fakta-fakta tentang makam Gus Dur.