"Istilah teman-teman saya purnawirawan TNI itu, Bu Sri Mulyani itu separuh nyawa Pak Jokowi. Kalau Sri Mulyani hilang, klepek-klepek, Pak Jokowi-nya sadar gitu. 'Dari pada saya perang puputan, sudah saya menyerah saja. Damai, saya nyerah'," tutur Faisal seraya mengibaratkan pemikiran Jokowi tatkala para menteri mundur.
Lebih lanjut, Faisal mengatakan saat Jokowi mundur, maka Wakil Presiden Ma'ruf Amin bakal ditunjuk jadi presiden. Ia pun yakin jika Ma'ruf jadi presiden kabinet pun bakal ditata ulang.
Baca Juga:
Faisal Basri Ekonom Senior Meninggal Dunia
"Langsung reshuffle kabinet, Bahlil (menteri investasi) diganti, Luhut (menko marves) diganti, yang begundal-begundal diganti. Moeldoko (kepala staf kepresidenan) diganti. Sri Mulyani diangkat kembali," kata Faisal.
Kendati, Faisal mengakui bahwa skenarionya memang tak akan semudah itu. Pergejolakan politik pasti terjadi. Namun, menurut Faisal setelah itu keadaan akan jauh lebih baik.
"Mudah-mudahan bisa kayak zaman Pak Harto, setelah 15 menteri mundur, beberapa hari kemudian Pak Harto mundur," sambungnya.
Baca Juga:
Ekonom Faisal Basri Yakin Prabowo Lanjutkan IKN, Tapi Tak Semasif Era Jokowi
Faisal sebelumnya juga pernah mengatakan Sri Mulyani dan menteri lainnya mulai tak nyaman dengan Jokowi.
Hal itu tak terlepas dari kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi yang dianggap merugikan masyarakat. Selain itu, dugaan keberpihakan Jokowi pada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 juga menjadi alasan.
Salah satu yang disorot Faisal adalah masalah utang. Menurut Faisal, di bawah Jokowi, utang Indonesia sudah menembus sekitar Rp8 kuadriliun atau Rp 8.000 triliun. Pasalnya, pemerintah membangun banyak hal tanpa mau kerja keras meningkatkan pendapatan.