WAHANANEWS.CO, Jakarta - Penangkapan Dewi Astutik membuat heboh. Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Interpol dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI menangkap eks tenaga kerja wanita (TKW) itu di Sihanoukville, Kamboja, melalui operasi terkoordinasi Selasa, sebelum diterbangkan ke Jakarta.
Ia terkait kasus penyelundupan dua ton sabu senilai Rp5 triliun. Dirinya juga dicari kepolisian Korea Selatan (Korsel).
Baca Juga:
Kronologi Dewi Astutik Buronan Kasus Sabu Rp5 Triliun Ditangkap di Kamboja
Melansir CNBC Indonesia, Jumat (5/11/2025) Dewi Astutik yang juga dikenal sebagai Mami, adalah seorang pengedar besar yang terkait dengan jaringan "Segitiga Emas atau Golden Triangle" dan rekan dekat gembong narkoba Indonesia Fredy Pratama. Namun tak hanya segitiga emas, ia juga aktif di "Golden Crescent alias Bulan Sabit Emas".
Lalu apa itu "Bulan Sabit Emas"?
Jika "Segitiga Emas" merujuk geng narkoba di perbatasan Myanmar, Laos, dan Thailand, "Bulan Sabit Emas" merujuk geng narkoba di Asia Selatan. Mereka beroperasi di wilayah Afghanistan, Pakistan dan Iran.
Baca Juga:
Peran Dewi Astutik Gembong Narkoba Jaringan Internasional, Buron Sabu Rp5 Triliun Terungkap
Kebanyakan narkoba yang diedarkan adalah opium. Dipercaya peredaran narkoba di India juga datang dari wilayah ini.
"Kini Afghanistan telah menjadi salah satu pusat penghasil opium terpenting di dunia. Saat ini, Afghanistan merupakan produsen opium ilegal terbesar kedua setelah Myanmar," tulis Kementerian Hukum Amerika Serikat (AS) dalam situs resminya, dilihat CNBC Indonesia Kamis (4/12/2025).
"Intervensi Rusia di Afghanistan, yang diikuti oleh perang saudara yang berkepanjangan, telah menghancurkan negara tersebut dalam banyak hal, tetapi menciptakan kondisi ideal untuk budidaya bunga opium," tambah website resmi pemerintah Paman Sam itu.