WahanaNews.co | Salah satu konsep penting sabuk pertahanan negara kepulauan adalah dengan melakukan pengawasan secara dini dengan kekuatan matra laut dan udara.
Pernyataan ini disampaikan pengamat intelijen, Ngasiman Djoyonegoro, dalam soft launching buku Sabuk Pertahanan Negara Kepulauan dalam Kancah Revolution in Military Affairs (RMA) karya Ngasiman Djoyonegoro, kerja sama Lembaga Kajian Nawacita (LKN), deCenter, dan Gerakan Indonesia Optimis (GIO) bekerja sama dengan PT Inti Kreasindo Nusantara (IKN).
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Simon, begitu ia akrab disapa, mengatakan, untuk mencegah musuh atau lawan memasuki wilayah laut, udara, dan darat Negara Kesatuan Republik Indonesia, “TNI dituntut untuk terus bertransformasi sesuai perkembangan zaman.”
Modernisasi alutsista, peningkatan efektivitas pengorganisasian, sistem pendukung yang interoperability dan kebijakan yang adaptif tidak bisa ditawar lagi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan RI 2009-2014, Prof Purnomo Yusgiantoro, dalam sambutannya mengapresiasi atas launchingnya buku Ngasimon Djoyonegoro ini.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Buku ini bisa menjadi referensi siapa saja yang menekuni atau mempelajari dunia militer dan pertahanan.
Menurut Purnomo yang menarik dari pembahasan buku ini adalah bukan masalah pertahanan, karena itu selalu yang dibahas dan dibicarakan di forum-forum atau dunia akademik.
Tapi tentang Revolution in Military Affairs (RMA).