Ia berpendapat bahwa penampilan Ganjar dalam tayangan azan bukanlah bagian dari politik identitas.
"Kalau menurut saya enggak [politik identitas]. Azan itu kan apa ya, bagian dari syiar aja. kecuali kalau memang identitas nya itu membedakan aku A anda B, itu enggak boleh, atribut, itu kan hanya bagian dari apa ya, ritual yang wajar, seperti peringatan hari-hari besar," ujar politikus PPP ini.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan tak ada unsur politik identitas dalam tayangan itu. Hasto mengatakan mengajak masyarakat untuk ibadah adalah hal yang baik.
"Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi," kata Hasto usai menghadiri Senam Bersama 1.000 Aktivis Repdem di Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).
Sementara itu, Komisioner KPU RI Idham Holik menyatakan bahwa mengambil tindakan lanjut terkait penampilan Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di televisi swasta bukanlah dalam lingkup kewenangannya.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Ini dikarenakan periode pendaftaran calon presiden dan wakil presiden belum dimulai, sehingga Ganjar belum memiliki status resmi sebagai calon presiden. Periode kampanye juga belum dimulai. Menurutnya, lembaga KPI yang memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti masalah ini.
Hingga saat ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah meminta stasiun televisi swasta yang menyiarkan tayangan azan dengan kehadiran Ganjar Pranowo untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
Komisioner bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Aliyah menyatakan potensi pelanggaran belum bisa dipastikan. Menurutnya, hal itu masih dalam kajian.