WahanaNews.co, Jakarta - Penipuan tiket konser Coldplay yang dilakukan oleh Ghisca Debora Aritonang jadi sorotan publik lantaran pelaku masih sangat belia, baru 19 tahun.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, diduga orang tua Ghisca Debora Aritonang terlibat dalam aksi penipuan yang dilakukan putrinya.
Baca Juga:
Aksi Tipu-tipu Ghisca Debora, Polisi: Belum Ada Rencana Diselesaikan dengan RJ
Bahkan, terdapat rekaman kamera yang memperlihatkan gelagat ayah Ghisca Debora Aritonang, yang kini menjadi tersangka dalam penipuan tiket Coldplay.
Mahasiswi jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti itu berhasil mengumpulkan uang sejumlah Rp 5,1 miliar melalui aksi penipuannya.
Kini, polisi terus menyelidiki kasus penipuan tiket konser Coldplay yang melibatkan Ghisca. Hukuman yang dijatuhkan padanya mencakup Pasal 378 tentang penipuan dan/atau Pasal 372 tentang penggelapan.
Baca Juga:
Ghisca Debora Aritonang Sejak 2022 Jadi Calo Tiket Konser Artis Internasional
Ancaman hukumannya masing-masing empat tahun penjara.
Di tengah bergulirnya kasus, sosok orang tua Ghisca turut mendapat sorotan.
Orangtua Ghisca diduga terlibat dalam aksi penipuan sang anak.
Keterlibatan Orangtua Ghisca
Dilansir dari TribunJakarta.com. salah satu korban, Alika Nurul Indah, bercerita pernah bertemu dengan orang tua Ghisca terkait dengan pembelian tiket konser tersebut.
Alika mengungkapkan bahwa ia pernah menghadapi situasi yang tidak jelas terkait dengan pembelian tiket konser Coldplay setelah bertemu dengan Ghisca dan orang tuanya di sebuah hotel.
Alika, yang merupakan salah satu penjual kembali (reseller), membeli sejumlah besar tiket konser Coldplay dari Ghisca. Namun, Alika mulai merasakan ketidaknyamanan sekitar seminggu sebelum konser berlangsung.
Pada saat tersebut, setiap kali ia mengirim pesan untuk menanyakan kejelasan terkait tiket yang telah dipesannya, Ghisca tidak memberikan balasan.
Hal yang mengejutkan, Ghisca selalu merespons dengan cepat ketika pesan tersebut berisi pesanan baru.
"H-seminggu di November itu, udah mulai hilang-hilangan. Dichat enggak balas tapi kalau ditanya tiket aman enggak, jawabnya aman. Kadang kalau kami tanya tiket enggak dibalas, tapi kalau bilang mau beli lagi langsung dibalas," kata Alika Nurul Indah di Mapolres Metro Jakarta Pusat, dikutip dari TribunBekasi, Senin,(20/11/2023).
Tidak dapat menemukan kejelasan melalui pesan, Alika akhirnya mengadakan pertemuan dengan Ghisca dan ibunya di salah satu mal di kota Jakarta.
Selama pertemuan tersebut, Ghisca mengatakan bahwa tiket akan dijamin aman pada H-3 sebelum acara.
Dalam upaya untuk meyakinkan Alika, Ghisca berjanji akan mengembalikan uang yang telah diberikan jika tiket tersebut belum terjamin pada H-3.
Namun, sayangnya, tiket-tiket yang telah dibeli oleh Alika tidak kunjung mendapat kejelasan.
Pada hari Selasa, 14 November 2023, atau sehari sebelum konser Coldplay, Alika Nurul Indah bersama dengan korban-korban lainnya mengunjungi sebuah hotel tempat Ghisca Debora Aritonang dan keluarganya menginap.
Alika menduga bahwa hotel tersebut mungkin menjadi tempat persembunyian Ghisca Debora dan keluarganya, yang mencoba menghindari para korban yang mencarinya.
Namun, ketika para korban mendatangi hotel tersebut, Ghisca tidak muncul.
Yang lebih mengejutkan, ayah Ghisca yang datang dan bertemu dengan para korban yang mencari anaknya, untuk menanyakan tentang kejelasan terkait tiket yang telah mereka beli.
"Aku videoin bapaknya klarifikasi, kalau misalkan ada masalah sama tiket, bapaknya bakal refund full di hari yang sama semuanya," kata Alika Nurul Indah.
Hingga saat ini, ia mengaku tidak juga menerima uang refund yang dijanjikan.
Ia pun menuntut agar Ghisca dan keluarganya bisa menepati janji dan mengganti seluruh kerugiannya.
Korban ngaku pernah beri uang pembelian tiket Colplay ke orang tua Ghisca
Sementara itu, korban tiket fiktif Ghisca lainnya bernama Santi mengaku pernah memberikan uang pembelian tiket Coldplay kepada orang tua Ghisca.
Awalnya, Santi memang percaya pada Ghisca karena pernah bekerjasama pada beberapa waktu lalu.
Sama seperti Alika, Santi juga merupakan reseller yang sudah cukup lama berbisnis tiket konser semacam ini.
Pada saat konser NIKI Nicole September 2023 lalu, ia sempat bekerjasama dengan Ghisca soal pembelian tiket.
Memang, ia mengakui saat itu Ghisca sudah tidak bisa menepati janji.
Apa yang diberikan, tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Tetapi kata Santi kala itu ingkarnya Ghisca masih terbilang wajar sehingga bisa dimaklumi.
"Saya pesan tiket waktu itu 20, tapi yang ada cuma... Tapi saat itu sisanya bisa di refund (dikembalikan)," kata Santi.
Saat war tiket konser Coldplay dibuka, ia akhirnya kembali bekerjasama dengan Ghisca.
Ia membeli tiket kepada Ghisca dengan nominal yang cukup banyak yakni 130 tiket dengan total Rp 280 juta.
Saat itu, Santi mengaku tidak merasa curiga sama sekali dengan Ghisca.
Apalagi, ia mengaku memberikan sebagian uang pembelian tiket itu kepada orang tua Ghisca.
"Rp 100 juta itu saya transfer, yang Rp 180 juta cash, yang terima uangnya itu orangtuanya," papar Santi.
Dia tidak pernah membayangkan bahwa tiket yang dibelinya dari Ghisca tidak kunjung ada hingga acara konser berlangsung.
Demi menjaga reputasinya di mata pelanggan, Alika memutuskan untuk mencari tiket pengganti dari penjual lain dengan menggunakan uang pribadinya.
Tindakan ini diambil agar ia tidak terkena citra negatif sebagai reseller di mata pelanggannya.
"Saya memiliki akun resmi, jadi lebih baik saya mengeluarkan uang sebesar Rp 280 juta (untuk membeli tiket asli) daripada harus mengecewakan pelanggan saya," ujarnya, menunjukkan komitmen untuk tetap menjaga kepercayaan pelanggannya.
Menipu Orang tua
Sebelum terjerat kasus penipuan tiket Coldplay, sebelumnya ternyata Ghisca kerap menipu orang tuanya sendiri.
Melansir Tribun Jakarta, hal ini berdasarkan kesaksian dosen-dosennya di Universitas Trisakti.
Gischa sudah terkenal sosok pembohong, selain paras cantiknya yang mempesona.
Gischa pernah menipu orang tuanya karena sering bolos kuliah.
Hal itu ketahuan ketika jumlah SKS yang diambil Gischa tidak sesuai dengan yang semestinya.
Orang tua alias ortu Gisha sampai marah-marah dengan pihak kampus karena dinilai tak mampu mendidik Gischa.
Padahal ulah Gischa sendiri yang tidak masuk kelas hingga tak mendapat pengajaran dari dosen.
"Kalau di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, kelas internasional itu mereka sering mengadakan gathering tiap tahun, orang tua diundang diberi tahu bahwa ini loh anaknya sudah sampai di mana segala macam," kata Kepala Humas Universitas Trisakti Dewi Priandini.
"Menurut ceritanya dari teman-teman di dosen fakultas Ekonomi, Gischa ini orangtuanya waktu semester awal sempat datang juga, tapi sempat marah-marah karena si Gischa ini maaf aja, bohong sama orang tua."
"Gischa itu cantik tapi suka bohong, sampai malas gitu kata dosen. Jadi pas orang tua datang itu marah karena apa yang disampaikan Gischa sama fakultas bertolak belakang. Jadi dosen-dosennya sempat bilang gitu," lanjutnya.
Restitusi LPSK
Sementara itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan siap memfasilitasi pemberian restitusi atau ganti rugi terhadap para korban penipuan Gischa.
"LPSK mempersilakan para saksi atau korban mengajukan permohonan perlindungan kepada LPSK," kata Wakil Ketua LPSK, Manager Nasutionsaat dikonfirmasi, mengutip Tribunnews.
Layanan restitusi ini diatur UU Nomor 31 tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, di mana korban tindak pidana berhak memperoleh ganti rugi atas kerugian mereka alami.
Ganti rugi atas kerugian materil dialami korban akan dibebankan kepada pelaku, atau pihak ketiga yang prosesnya berlangsung melalui putusan pengadilan menangani perkara.
"LPSK akan memprosesnya sesuai ketentuan yang berlaku. Termasuk juga penggantian kerugian dalam bentuk restitusi," tegasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]