WahanaNews.co | Setelah PDI Perjuangan menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024, wacana menduetkan Ganjar dengan Prabowo Subianto sontak mencuat.
Walaupun berpotensi memperkuat koalisi, namun gagasan itu dinilai mustahil untuk diwujudkan.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
“Gagasan untuk memasangkan Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto cukup menarik karena berpotensi mempersatukan hampir seluruh partai-partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Akan tetapi, gagasan itu hampir mustahil sekali untuk direalisasikan,” kata Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, melansir Kompas.com, Kamis (27/4/2023).
Pasalnya, Prabowo telah bepengalaman maju di tiga kali kontestasi pemilu presiden (pilpres). Pada Pilpres 2009, Menteri Pertahanan itu menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Megawati Soekarnoputri.
Pada dua kontestasi pilpres selanjutnya, Prabowo mencoba peruntungan sebagai calon RI-1. Pada Pilpres 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa, sedangkan pada Pilpres 2019 berduet dengan Sandiaga Uno.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Meski pada tiga kali pemilu Prabowo belum pernah menang, namun, menempatkan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sebagai cawapres Ganjar dinilai aneh.
“Merupakan hal sangat aneh dan juga tidak baik dari segi kepantasan dan juga gengsi politik apabila setelah maju sebagai calon presiden dalam dua pemilihan presiden terdahulu, lalu maju sebagai calon wakil presiden di pemilihan presiden mendatang,” ujar Bawono.
Selain itu, rapat pimpinan nasional Partai Gerindra pertengahan tahun lalu telah mengamanatkan Prabowo sebagai calon presiden,dan bukan calon wakil presiden.