"Kalau saya lihat, yang cukup bagus itu kan kandidat (nomor urut) 1 dan 3. Kebetulan narasi yang dibangun lengkap, terutama dalam isu-isu pendidikan. Mereka secara lengkap menjelaskan bagaimana pemahaman para kandidat terhadap isu pendidikan," kata wakil dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu.
Namun, dalam hal teknologi informasi, lanjutnya, ketiga capres itu tampak kurang menguasai dan agak gagap soal isu teknologi informasi dapat diadopsi untuk keperluan yang bisa dimengerti oleh rakyat.
Baca Juga:
Buntut Tuduh Gibran Pakai 3 Mic, Roy Suryo Tersangkut Hukum Segera Dipanggil Bareskrim
Slamet menyatakan bahwa debat tidak hanya merupakan tontonan bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, melainkan juga bagaimana materi debat dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat umum.
Menurutnya, dalam diskusi mengenai teknologi informasi, khususnya terkait industri gadget di Indonesia, terlihat adanya keterbatasan, terutama ketika menjawab pertanyaan mengenai persaingan produk impor.
Slamet menegaskan bahwa secara keseluruhan, ketiga calon presiden berhasil menjaga diri agar tidak membuat kesalahan atau blunder selama debat terakhir.
Baca Juga:
Apa yang Salah Dengan Joget Gemoy?
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye Pemilu 2024 berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, diikuti oleh masa tenang pada 11-13 Februari 2024. Pemungutan suara berlangsung serentak pada 14 Februari 2024.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.