Pada
skenario kedua ini, Gerindra kemungkinan mengusung Ariza atau tokoh lainnya.
Apabila
hal ini terjadi, maka Anies mungkin akan diusung oleh koalisi dari beberapa
partai, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau Nasional Demokrat (Nasdem),
sebagai syarat pencalonan.
Baca Juga:
Janji Hidupkan Kembali Budaya dan UMKM Betawi, Ridwan Kamil Sambangi Warga Meruya Utara Kembangan
"Nah, jadi,
skenario kedua, mereka pecah kongsi. Gerindra mencalonkan kadernya, karena kan Gerindra punya 19 kursi, jadi
hanya butuh beberapa kursi lagi," tutur Arya.
Kemudian, dari
sisi non-petahana, Arya menjelaskan, PDI-P bisa mengajukan nama calon tanpa
perlu berkoalisi dengan partai lainnya.
Akan
tetapi, hingga saat ini, belum ada tokoh yang dianggap kuat atau tepat yang bisa
diusung.
Baca Juga:
Penuhi Syarat Dukungan, Dharma-Kun Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta 2024
Kendati
ada nama Menteri Sosial, Tri Rismaharini, yang beberapa kali mencuat, namun Arya menilai jika posisi
Risma akan sangat dilematis.
Sebab, saat
ini, Risma baru saja menjabat sebagai pimpinan di Kementerian Sosial,
setelah Mensos sebelumnya tersandung kasus korupsi.
"Jadi, Bu
Risma sangat dilematis, tergantung izin Jokowi (Presiden Joko Widodo). Kalau
pun dia maju, ya berarti itu menunjukkan bahwa jabatan menteri hanya baru
loncatan saja, dan sayang juga Kemensosnya ditinggal dalam situasi
memprihatinkan," tutur dia.