Setelah melakukan pengembangan, penyidik juga menemukan rekening yang digunakan para pelaku atau tersangka dalam menggunakan aksinya dan rekening tersebut juga telah diamankan.
Kata Kapolres, modus operandi para pelaku ini telah menjalankan aksinya sejak bulan Agustus 2023 dengan mencari website milik instansi pemerintah atau lembaga pendidikan yang sistem keamanan websitenya lemah.
Baca Juga:
Artis Andrew Andika dan 5 Temannya Positif Gunakan Narkoba, Polisi: Akan Direhabilitasi
“Rata-rata pengakuan tersangka website milik pemerintah didominasi pemerintah daerah dan lembaga pendidikan negeri maupun swasta.
Selanjutnya, sambung Kapolres, terhadap website yang sistem keamanannya lemah tersebut, para pelaku ini melakukan tindakan menambah atau menggunakan website tersebut dengan istilah defasing.
Berdasarkan pengakuan para pelaku kepada penyidik, ada sekitar kurang lebih 855 website yang berhasil mereka retas dan melakukan defasing dengan perincian 500 website milik instansi pemerintah daerah dengan URL go.id dan 355 website dengan URL co.id.
Baca Juga:
Polisi Gagalkan Aksi Tawuran di Kapuk Cengkareng, 4 Remaja Diamankan dengan Celurit
Selanjutnya untuk mengoptimasi tampilan website usai defasing, para pelaku melakukan SEO sehingga tampil pertama dalam pencarian google.
“Ketika muncul pertama dalam pencarian google maka itulah yang sering dicari oleh para pemain judi online. Ketika hal itu berhasil dilakukan, para pelaku ini tinggal menyewakan Alamat situs online tersebut kepada para pemain judi di negara Kamboja,” ungkap Kapolres.
Dari hasil penyewaan Alamat website tersebut, nilainya bervariasi tergantung seberapa banyak situs itu dibuka atau dikunjungi para pemain judi online.