Tapi yang herannya menangisnya ini muncul pada saat stamenet kalaupun, karena kepolisian tidak mensupport-nya, karena polisi yang memberikan penghargaan, di situ menangisnya. Justru yang saya lihat harusnya pada saat me-recall memori perkosaan atau dilecehkan itu pasti nangis, biasanya, kata dia.
Mungkin nangis, mungkin gemeteran, namanya pengalaman diperkosa atau dilecehkan, itu mau kejadian 10 tahun kek, itu kalau re-call sudah gemeteran loh, kata Poppy Amalya lagi.
Baca Juga:
Polisi Sebut Film Porno Motif Pelaku Pemerkosaan Maut Siswi SMP di Palembang
Namun pada Putri Candrawathi, kata dia, tangisan itu baru muncul pada kelimat berikutnya.
Yakni pada saat menjelaskan bahwa kepolisian memberikan penghargaan kepada Brigadir J.
Menangisnya ini bukan karena kejadian, saya enggak lihat nangisnya di awal, tapi setelah kalaupun baru semuanya nangis. Berarti kesedihannya ini, bahkan sampai gemetar karena Polri itu justru memberikan penghargaan kepada Brigadir J padahal dia dilecehkan, pungkasnya. [eta]