WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua organisasi masyarakat GRIB Jaya, Hercules, menyatakan siap menghadapi tudingan premanisme yang dilayangkan oleh Advokat Hukum Anti-Premanisme, Saor Siagian.
Hercules menegaskan bahwa dirinya akan menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum, bukan dengan cara kekerasan.
Baca Juga:
May Day di Jakarta Kondusif, 13 Anarko Ditangkap Usai Buat Ricuh
Dalam rapat Komisi III DPR RI pada Rabu (7/5/2025), Saor Siagian mendesak parlemen agar segera menindak ormas GRIB Jaya yang dipimpin Hercules.
Menurutnya, organisasi tersebut telah meresahkan masyarakat melalui berbagai aksi, mulai dari perusakan mobil polisi hingga konflik lahan.
“Sudah saatnya ditindak. Sampai detik ini, jangankan dibekukan, diperingatkan pun tidak,” tegas Saor Siagian.
Baca Juga:
Rakor Komisi V DPR, Menteri PU: Sinergi Infrastruktur dan Transportasi Faktor Utama Kelancaran Mudik Lebaran 2025
Tak hanya itu, Saor juga menyinggung pernyataan Hercules yang diduga mengancam Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan menantang beberapa purnawirawan TNI seperti Sutiyoso dan Gatot Nurmantyo.
“Saya masih ingat, Hercules sempat berkata akan mengerahkan 50 ribu orang dari Jabar,” ungkap Saor.
Beberapa hari setelah pernyataan tersebut, Hercules akhirnya angkat bicara. Ia mengaku terkejut karena Saor meminta DPR membubarkan GRIB Jaya dan bahkan menyarankan agar dirinya ditangkap.
“Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saya diminta diamankan oleh DPR. Ya saya kaget,” ujar Hercules. Ia juga menyampaikan bahwa istri dan anaknya merasa tertekan dengan tuduhan yang beredar.
“Ini semacam provokasi dan ancaman yang berdampak pada keluarga saya,” lanjutnya melalui akun Instagram Sunan Kalijaga.
Awalnya, Hercules enggan menanggapi tuduhan tersebut secara serius. Ia menyebut Saor sebagai orang yang mencari perhatian.
“Anggap saja dia orang lapar, kurang kerjaan,” ucapnya dalam wawancara di YouTube Seleb Oncam News.
Namun akhirnya, Hercules berubah sikap. Ia memutuskan akan membawa kasus ini ke jalur hukum, didampingi oleh dua pengacaranya, Sunan Kalijaga dan Agustinus Nahak.
“Kalau saya gunakan cara saya, nanti saya dibilang preman. Saya ngerti hukum, jadi saya pilih jalur hukum,” tegasnya.
Meski selama ini dikenal keras di jalanan, Hercules menegaskan bahwa dirinya kini mengedepankan proses hukum dalam menghadapi konflik, termasuk sindir-menyindir dengan tokoh-tokoh seperti Gatot Nurmantyo maupun para jawara daerah.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]