WahanaNews.co | Tepat 76 tahun yang lalu pada tanggal 23 Maret peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) terjadi sebagai bentuk perjuangan rakyat melawan kolonialisme pasca kemerdekaan.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumahnya, meninggalkan kota agar para penjajah tidak bisa untuk merebutnya.
Baca Juga:
Praktik Produksi MinyaKita Palsu Dibongkar Polrestabes Bandung
Warga Bandung bersama Tentara Republik Indonesia (TRI) dan laskar rakyat memilih berkorban membakar rumah dan harta benda mereka daripada menyerah dalam jajahan.
Tak ada pilihan lain saat itu bagi warga Bandung.
Semua dilakukan demi menjaga Bandung agar tak dijadikan markas strategis militer tentara sekutu dan tentara NICA Belanda dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan, Indonesia Hanya Dijajah 37 Tahun, Bukan 350!
Pejuang Bandung kala itu berada di bawah komando Kolonel AH Nasution, seorang Komandan Divisi III TRI.
Dalam buku Bandung Lautan Api karya Djajusman (1975), Nasution meminta lampu hijau dari Sutan Sjahrir, seorang perdana menteri saat pemerintahan Indonesia masih berbentuk Serikat, untuk melakukan pembumihangusan.
Namun, Sjahrir menolak tegas permintaan Nasution.
Dia meminta untuk mematuhi perintah dan ultimatum Inggris atas nama rakyat.
"Jangan diadakan pembakaran dan sebagainya karena nanti yang rugi rakyat kita sendiri juga dan yang harus membangunnya kelak kita," tegas Sjahrir kala itu.
Nasution bimbang.
Sebagai komandan dan demi melindungi rakyat serta mempertahankan harga diri Kota Bandung, dia tidak boleh takluk pada Sekutu.
Namun, Inggris juga tidak main-main dan serius memerintahkan pengosongan Bandung bagian utara.
Sehingga tak ada pilihan selain membumihanguskan Bandung.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, momentum peringatan peristiwa Bandung Lautan Api bisa menjadi refleksi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Pada saat peristiwa BLA, rakyat Kota Bandung berkorban harta jiwa. Semoga semangat ini mengingatkan kita selalu optimis dalam menghadapi Covid-19 karena harus yakin ke depannya Bandung lebih baik dari hari ini," kata Yana di sela-sela ziarah ke Taman Makam Pahlawan Cikutra yang menjadi rangkaian peringatan Bandung Lautan Api.
Menurutnya, semangat yang dikorbankan oleh rakyat bersama tentara Indonesia pada 76 Tahun lalu menjadi inspirasi perjuangan di masa ini dalam menanggulangi serta upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
"Kita tidak mudah berputus asa dalam memerangi pandemi di negeri tercinta selama lebih dari dua tahun ini. Saya optimis semangat para pahlawan bisa menjadi semangat bagi seluruh masyarakat Kota Bandung," tutur Yana. [rin]