Lamadi mengaku cukup emosi terhadap serangan negatif yang mengarah pada Bahlil, mengingat statusnya yang merupakan orang timur. Namun, biar bagaimanapun tidak mungkin opini negatif tersebut disikapi dengan cara kasar. Lantas, Lamadi menyarankan para buzzer yang menyerang Bahlil untuk bertobat.
"Saya tidak melarang kritik, tapi bangunlah kritik yang baik seperti tidak menyentuh aspek rasial yang paling dikutuk oleh dunia," imbuh dia.
Baca Juga:
Purbaya Hingga Zulhas Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Ini
Lamadi melanjutkan, sangat aneh jika ada Menteri asal Indonesia Timur yang terbukti berprestasi dan selalu membuat gebrakan tapi selalu disudutkan dan opini negatif. Padahal, meski bukan lulusan Universitas Harvard atau sejenisnya, Bahlil dipandang memiliki kompetensi internasional sehingga ia dapat dipercaya mengelola dan memimpin Kementerian ESDM yang membutuhkan skill tinggi.
Bahlil pun mendapat pujian langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Presiden menyebut bahwa biasanya memimpin kementerian strategis dipimpin oleh sosok lulusan luar negeri. Namun, Bahlil ternyata kuliah di Papua dan tetap mampu memimpin Kementerian ESDM yang sarat dengan mafia dan tambang.
Pada akhirnya, Lamadi menganggap buzzer yang memojokkan Bahlil di media sosial adalah buzzer bayaran yang memang ditugaskan untuk mencegah upaya Menteri ESDM tersebut dalam melakukan bersih-bersih dari elit hingga akarnya. Padahal, upaya yang dilakukan Bahlil patut diberi dukungan karena akan berdampak positif terhadap pemerintahan itu sendiri.
Baca Juga:
Isu Puteri Komarudin Jadi Menpora Baru, Dito Ariotedjo Buka Suara
"Setiap kebijakan ESDM yang dilakukan Bahlil, saya yakin semuanya adalah gebrakan yang sangat ditunggu untuk perbaikan yang lebih baik," pungkas dia.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.