Survei SMRC dilakukan pada Oktober lalu terhadap 267 responden, dengan margin of error sekitar 6,1 persen. Saiful mengakui angka margin of error tersebut cukup tinggi dari rata-rata survei lembaga dia pada umumnya di angka tiga persen.
"Biasanya kan kita sekitar tiga persen. Ini jauh lebih besar karena sampel lebih sedikit. Kalau anda ingin margin of error lebih kecil anda tinggal tambah aja jumlah sampelnya," katanya.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Sementara, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan unggul jauh dari dua pesaingnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam survei elektabilitas calon presiden (capres) di Jakarta.
Dalam survei yang dirilis Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) itu, elektabilitas Anies mencapai 51 persen dalam simulasi tiga nama melawan Ganjar dan Prabowo.
Ganjar berada di posisi kedua dengan elektabilitas mencapai 29,2 persen, disusul Prabowo di peringkat ketiga dengan 12,5 persen.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
"Dalam simulasi 3 nama di DKI Jakarta, Anies unggul di peringkat satu dengan elektabilitas 51 persen, disusul Ganjar 29,2 persen, Prabowo 12,5 persen," kata Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam dalam keterangannya, kemarin.
Selain dalam simulasi tiga nama, Anies juga unggul dalam sejumlah simulasi lain. Dalam simulasi terbuka, elektabilitas Anies terkait capres mencapai 30,80 persen dan mengungguli nama-nama lain seperti Ganjar, Prabowo, Jokowi, Ridwan Kamil, hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang hanya mengantongi 1,20 persen.
Begitu pula dalam simulasi 10 nama, elektabilitas Anies mencapai 42,1 persen. Disusul Ganjar 22,4 persen, Ridwan Kamil 9,7 persen, Prabowo 8,2 persen, hingga Andika Perkasa di peringkat terakhir dengan 0,3 persen.