“Apalagi, dengan seringnya dia membawa-bawa latar belakang organisasinya, ini tentu sangat berbahaya bagi rekan-rekan pengacara lain yang juga berada di dalam struktur organisasi tersebut. Saya khawatir, publik akan memukul rata bahwa semua pengacara yang ada di organisasi tersebut memang arogan, tendensius, dan bergaya sok preman seperti dia,” tandas Singal.
Dalam pandangannya, seorang pengacara itu semestinya harus memahami terlebih dahulu komposisi dari kasus yang ditanganinya, barulah kemudian melakukan langkah-langkah demi membela kepentingan hukum kliennya.
Baca Juga:
Pengacara Razman Arif Nasution Laporkan Nikita Mirzani atas Pelanggaran UU ITE
“Karena, seseorang yang tengah menghadapi permasalahan hukum dan menunjuk seorang pengacara, tentunya berharap akan mendapatkan rasa aman dan tenteram setelah menyerahkan kuasa kepada pengacara untuk menangani perkaranya,” kata Singal.
Dengan kata lain, lanjut Singal, tugas seorang pengacara itu adalah menuntaskan persoalan hukum kliennya, bukan menambah permasalahan.
Kemudian, tanpa bermaksud mendiskreditkan oknum pengacara tadi, Singal meminta agar yang bersangkutan segera menyelesaikan semua permasalahan dengan mantan klien-kliennya tersebut secara arif dan bijaksana, demi menjaga kredibilitas profesi advokat.
Baca Juga:
Heboh, Nikita Mirzani Sebar Video Razman Arif Nasution Minta Lihat Payudara Klien
“Saya tidak sedang mendiskreditkan rekan saya itu. Saya justru sedang menyemangatinya untuk berani menghadapi dan menyelesaikan persoalan dengan para mantan kliennya, tanpa menambah lagi masalah baru. Tolong pahamilah baik-baik hal itu,” katanya.
Ia pun kemudian mengingatkan istilah “kejujuran” dalam praktik kepengacaraan.
Menurutnya, bagaimana mungkin klien bakal percaya bila kebohongan seorang pengacara sudah terbongkar luas?