WahanaNews.co | Ketua DPR RI, Puan Maharani, melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Dewan Nasional Republic of Korea, Park Byeong-seug, disela-sela Forum IPU 144 (Inter-Parliamentary Union) di Nusa Dua Bali pada Selasa (22/3/2022).
Dalam pertemuan tersebut, pimpinan parlemen kedua negara sahabat ini membahas mengenai hubungan bilateral Indonesia dan Korea yang diawali sejak tahun 1986.
Baca Juga:
DPR Tunda Proses Capim dan Dewas KPK, Tunggu Pengumuman Kabinet Baru
Saat ini, Indonesia dan Korea merupakan special strategic partnership.
“Saya ucapkan selamat atas terpilihnya Presiden baru Republic of Korea. Saya percaya, Yang Mulia Bapak Yoon Suk Yeol akan dapat semakin memperkuat hubungan dengan Indonesia,” kata Puan di Bali.
Selanjutnya, Puan mengungkap pertemuan bilateral dengan Korea Selatan membahas rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
Baca Juga:
DPR Restui Pemberhentian Budi Gunawan, Herindra Resmi Jabat Kepala BIN
Menurut dia, Korea Selatan memindahkan ibu kota administrasi ke Sejong yang memiliki jarak 120 km dari Seoul.
“Korea siap memfasilitasi kajian-kajian terkait perpindahan ibu kota. Bapak Ketua Parlemen mengundang kami untuk datang dan menyatakan akan menyiapkan data kajian perpindahan ibu kota jika dibutuhkan,” ujarnya.
Bukan cuma Korea Selatan, kata Puan, beberapa delegasi parlemen di IPU 144 juga banyak yang berbagi pengalaman mereka saat melakukan pemindahan ibu kota seperti Mesir.
“Mereka sampaikan kita bisa bertukar pikiran, bertukar pengalaman bagaimana kemudian cara mereka memindahkan ibu kota, termasuk pemindahan tempat-tempat pemerintah dan lembaga,” jelas dia.
Namun demikian, Puan bisa menangkap mereka berusaha mengatakan bahwa dalam suatu pemindahan ibu kota negara itu harus dilakukan dengan strategi dan mapping yang cukup kuat, serta dengan dukungan politik menyeluruh.
“Sehingga, pembangunan tak hanya bisa dilakukan secara cepat namun harus juga berkesinambungan,” ucapnya.
Maka dari itu, Puan mengajak Korea Selatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan, transformasi digital, keuangan digital.
Selain itu, kata dia, kerja sama dalam mengatasi disrupsi pada rantai pasok global.
“Kita perlu menjajaki kesempatan untuk turut memperdalam kerja sama green economy, ketahanan lingkungan di dalam konteks perubahan iklim, ekonomi hijau, EBT(energi baru terbarukan), kesetaraan gender, dan penanganan Covid-19,” katanya.
Bagi Korea, lanjut dia, Indonesia merupakan satu dari empat negara yang memiliki special strategic partnership di bidang ekonomi.
Angka perdagangan bilateral juga semakin meningkat dan pada tahun 2021 naik sebesar 37,8 persen dari tahun sebelumnya.
“Kami berharap Korea bisa meningkatkan investasinya di Indonesia,” ucapnya. [gun]