WahanaNews.co | Dalam menangani dan mengusut kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Polri dianggap telah mampu menjalankan tugas dengan baik.
Tugas penyelidikan itu berjalan tepat meski sebelumnya ada gerakan awal dari sekelompok oknum anggota yang merekayasa peristiwa matinya sopir dari istri Irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Temuan lembaga Laboratorium Survei Indonesia, sebanyak 72,7% masyarakat menganggap Polri sudah prediktif di mana mampu melaksanakan tugas penyelidikan secara cepat dan tepat.
Direktur Eksekutif Laboratorium Suara Indonesia, Albertus Dino mengatakan dari hasil temuan survei yang ia lakukan sebanyak 20,9% publik mengatakan bahwa Polri tidak prediktif dalam melakukan penyelidikan dan pengungkapan kasus tersebut serta lambat.
"Dan sebanyak 6,4 persen tidak memberikan jawaban," ujar Albertus kepada wartawan, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Albertus menjelaskan temuan lainnya sebanyak 70,2% publik mengetahui peristiwa tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
"Dan sebanyak 22,9 persen tidak mengetahui peristiwa tersebut dan sebanyak 6,9 persen tidak menjawab," jelas Albertus.
Lebih lanjut Albertus mengungkapkan bahwa penelitian dilakukan dengan metode survei jajak pendapat masyarakat. Lembaganya melibatkan 1.930 responden di 34 provinsi di Indonesia.