Firman mengambil contoh keputusan Megawati
dalam Pemilihan Presiden 2014 yang memilih Jokowi sebagai Calon Presiden.
"Setingkat Megawati saja akhirnya harus
mengalah oleh survei elektabilitas. PDIP pasti berhitung," kata Firman.
Baca Juga:
Kubu Ganjar Tegaskan Tak Tertarik Dukungan FPI dan PA 212
la berpendapat, jika PDIP berkukuh memilih
Puan, mereka harus mengeluarkan energi yang lebih besar untuk mendongkrak
elektabilitas anak Megawati tersebut.
"Setidaknya mulai bergerak sejak akhir
tahun ini, tentu dengan bantuan partai pendukung," katanya.
Adapun Susi Pudjiastuti menyebut bahwa sistem
politik di Indonesia tak memungkinkan dirinya mencalonkan diri sebagai Kepala Negara
secara independen.
Baca Juga:
Relawan GPGP Nilai Konsep Blue Economy Ganjar Strategis untuk Kesejahteraan Rakyat
Biasanya, setiap partai di Republik Indonesia
telah mempunyai Capres pilihan masing-masing untuk dicalonkan menjadi Presiden
nantinya.
"Ya tidak bisa. Partainya juga tidak mau,
tidak akan suka sama saya. Orang kayak Susi yang lulus SMA bisa jadi menteri
itu sudah keajaiban, dan itu karena Pak Jokowi angkat saya," ujar Susi,
April 2020 lalu.
Sementara Risma menegaskan tak berminat
menjadi Calon Presiden atau Capres 2024.