Kritik SBY kepada Anies itu beredar cukup masif dan berdampak pada turunnya elektabilitas mantan gubernur DKI Jakarta itu. SBY mempertanyakan jika saat memilih bakal calon pendamping saja Anies tidak amanah, maka bagaimana nanti ketika dia terpilih sebagai pemimpin Indonesia.
"Itu kemarahan yang datang dari hati oleh presiden dua periode, yang pernah menjadi bintang di zamannya, dengan menang pilpres satu putaran saja, dengan dukungan tertinggi dalam sejarah pilpres langsung," jelas Denny.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Sementara itu, lanjut Denny, elektabilitas bakal capres dapat dilihat dari tiga fondasi. Pertama ialah rekam jejak kinerjanya di masa lalu. Kedua yaitu aneka program utama yang akan diberikan kepada rakyat. Ketiga adalah kepribadian.
"Jika kepribadian yang diserang seperti sekarang ini, Anies dianggap tidak amanah, apalagi yang menyerang adalah tokoh berpengaruh, disiarkan sangat masif pula; maka itu besar efeknya," tambahnya.
Walau begitu, menurut Denny, masih ada peluang bagi Anies untuk menjadi kejutan dalam fase akhir pemilihan. Skenario serupa pernah terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, di mana Anies justru berhasil keluar sebagai pemenang.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Denny menyatakan, "Anies masih memiliki potensi untuk menjadi kejutan (kuda hitam) pada pemilihan kali ini, walaupun tentu saja tantangannya lebih besar. Indonesia memiliki wilayah yang lebih luas dan situasi yang lebih kompleks daripada DKI Jakarta, dari Aceh hingga Papua. Ini juga sekaligus menjadi peringatan bagi Prabowo dan Ganjar untuk menghindari kesalahan besar. Mereka perlu menjaga agar tidak terkejar."
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.