WahanaNews.co | Uji coba peluncuran rudal hanud VL Mica dari frigat Martadinata Class, jadi sesuatu yang begitu dinanti publik Indonesia.
Alasannya sejak kedua frigat Martadinata Class dalam status full armament, belum pernah dilakukan uji coba peluncuran rudal hanud tersebut. Terlebih, Mica adalah rudal hanud pertama bagi TNI AL yang dilepaskan dengan model vertical launcher system (VLS).
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Terkhusus lagi, Mica adalah lompatan besar bagi TNI AL, yakni menjadi rudal hanud jarak sedang pertama yang dioperasikan di kapal perang TNI AL.
Dikutip dari tnial.mil.id (27/6/2022), disebutkan bahwa Dinas Materiel Senjata dan Elektronika Angkatan Laut (Dissenlekal) akan mengawal uji kehandalan dan kemampuan tempur alutsista berupa penembakan rudal hanud (VL Mica) dan torpedo A244/S Mod 3 dalam Latihan Operasi Laut (Latopsla) 2022 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Latsopla 2022 yang dimaksud kemungkinan adalah Latihan Armada Jaya 2022 yang akan dihelat antara bulan Juli atau Agustus 2022.
Mengingat frigat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 saat ini sedang mengikuti RIMPAC 2022 di Hawaii, Amerika Serkat, maka uji coba peluncuran VL Mica akan dilakukan oleh KRI RE Martadinata 331.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Sebagai informasi, pada tiap frigat Martadinata Class terdapat 12 peluncur rudal Mica, yang posisi berada di haluan, yakni dibelakang meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun.
Rudal Mica dapat menyergap sasaran sejauh 20.000 – 25.000 meter dengan ketinggian 30.000 feet (setara 9.144 meter). Jika kepepet, Mica bisa saja ditembakan dengan jarak minimum sasaran 1 km. Mica dapat melaju hingga Mach 3.
Rudal ini punya bobot total 112 kg dengan berat hulu ledak 12 kg. Aktivasi hulu ledak rudal ini didasarkan proximity radar fuze.
Sementara untuk torpedo A244/S Mod 3, merupakan jenis torpedo (Surface and Underwater Torpedo) andalan bagi arsenal TNI AL. A244/S Mod 3 adalah Whitehead besutan Leonardo Spa. Torpedo ini diakuisi menggunakan fasilitas kredit ekspor tahun anggaran 2011-2014. Kontrak pembeliannya dilakukan pada tahun 2017 dengan nilai 4 juta euro.
Dari segi kemampuan, torpedo A244/S Mod.3 kini dilengkapi teknologi Advanced Digital Signal Processor (ADSP), yang menwarkan sejumlah uprade fungsi klasifikasi dan tracking pada beberapa sasaran secara simultan. ADSP juga mendukung kerja akustik dan pengoperasian multi frekuensi pada penembakan sasaran di perairan dangkal (kedalaman 40 meter).
Hulu ledak yang disematkan A244/S Mod.3 yaitu jenis omni-directional, yang dipercaya lebih punya efek mematikan pada sasaran. Torpedo generasi baru ini juga dilengkapi sistem propulsi ramah lingkungan, dimana digunakan teknologi non-toxic yang tidak mencemarkan perairan.
Torpedo dengan very low radiated noise ini tergolong torpedo multi platform, dengan kaliber 324 mm maka A244/S Mod.3 dapat dilepaskan dari kapal perang permukaan, pesawat intai dan helikopter AKS. A244/S Mod.3 punya panjang 2750 mm, lebar 324 mm dan berat 265 kg.
Dengan kemampuannya yang multi platform, maka pada Latihan Armada Jaya 2022, torpedo A244/S Mod.3 bisa saja diluncurkan dari helikopter AS565 MBe Panther full AKS (Anti Kapal Selam) yang belum lama ini telah diserahterimakan dari PT Dirgantara Indonesia ke Kementerian Pertahanan untuk Puspenerbal.
Atau A244/S Mod.3 bisa juga diluncurkan dari frigat atau korvet. A244/S sendiri bukan barang baru di lingkup TNI AL, pasalnya generasi sebelumnya, A244/S Mod.2 sudah dibeli (80 unit) untuk kelengkapan korvet Diponegoro Class. [qnt]