Ancaman yang kini bersifat transnasional, seperti serangan siber, kejahatan digital, dan disinformasi lintas negara, membutuhkan respons yang adaptif dan kerja sama erat antar mitra strategis.
Mayor Jenderal Lee Yi-Jin dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa CDIS saat ini tengah menangani peningkatan kasus scam dalam negeri Singapura, yang telah berdampak pada keamanan nasional secara signifikan.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Gubernur Jabar Desak Pabrik Mobil BYD China di Kawasan Metropolitan Rebana Subang Berdayakan Tenaga Kerja Lokal
"Ancaman scam digital kini menjadi perhatian serius kami di Singapura. CDIS berfokus pada pengembangan sistem pertahanan digital yang mampu mengatasi eskalasi tersebut," ungkap Mayjen Lee.
Merespons hal tersebut, Letjen Richard menekankan pentingnya peningkatan interoperabilitas antara TNI dan SAF melalui pelatihan bersama, dialog strategis, dan berbagi pengalaman dalam menghadapi ancaman digital.
"Ancaman siber semakin kompleks dan tidak mengenal batas negara. TNI mengajak pengembangan kerja sama yang lebih mendalam dalam bentuk dialog reguler dan latihan bersama agar kedua negara siap menghadapi ancaman nyata di masa depan," imbuh Kasum TNI.
Baca Juga:
Teluk Jakarta Disisir! Bakamla dan TIMPORA Perketat Pengawasan WNA
Hubungan TNI dan SAF selama ini dikenal sangat baik dan stabil.
Kerja sama antara keduanya telah mencakup berbagai bidang, mulai dari pendidikan militer, pertukaran perwira, dialog kebijakan strategis, hingga latihan militer bersama.
Interaksi yang berkelanjutan ini berkontribusi besar terhadap terciptanya stabilitas kawasan Asia Tenggara, sekaligus memperkuat peran ASEAN sebagai kawasan yang tanggap terhadap ancaman-ancaman kontemporer di ranah pertahanan dan keamanan siber.