Senada dengan itu, Dewan Adat Keerom, Herman Yoku, menganggap bahwa pengukuhan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua sangat keliru.
Menurut Herman, pengukuhan Lukas Enembe bukan sebagai kepala suku di Papua, tetapi hanya sebagai kepala suku besar di kampung.
Baca Juga:
Penyidik KPK Panggil Direktur PT RDG Airlines dalam Kasus Dugaan Suap
“Kalau pengangkatan dan pengukuhan Saudara Lukas Enembe sebagai kepala suku besar di kampungnya. Kalau pengukuhan sebagai kepala suku besar di bangsa Papua itu sangat keliru,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Mandala Trikora Papua Ali Kabiay menegaskan bahwa pihaknya tidak mengakui Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.
“Setiap daerah mempunyai tatanan adatnya masing-masing,” tegasnya.
Baca Juga:
KPK Ungkap Tersangka Penyuap Eks Gubernur Papua Lukas Enembe Meninggal Dunia
Ali yang juga sebagai Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire ini menyampaikan bahwa pihaknya diberikan mandat oleh enam kepala suku dan empat kerukunan di wilayah adat Nabire Pesisir, di mana tidak mengakui Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua.
Ali mengatakan, pihaknya tidak mengakui Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Bangsa Papua. Setiap daerah mempunyai tatanan adat masing-masing.
“Karena tatanan adat kami sangat berbeda, kami menggunakan pidaho dan bukan koteka, kemudian adat kami itu menggunakan cenderawasih dan bulu kasuari," ujarnya.