"Kalau bapak-bapak merasa tidak cukup, berhenti saja jadi pegawai. Tidak usah jadi pegawai, masih ada yang lain yang suka," tegasnya disambut keheningan ruangan.
Johanis menyatakan keheranannya atas sikap para pejabat Pemda yang merasa gaji tak mencukupi, padahal menurutnya sudah banyak fasilitas yang mereka terima dari negara.
Baca Juga:
Kasus Belum Tuntas, Zarof Ricar Kembali Tersangka Suap Rp 11 M di PT DKI dan MA
"Kalau bapak bilang tidak cukup, bapak sudah diberikan mobil, bapak sudah diberikan rumah, bapak sudah diberikan anggaran dan lain-lain, masih banyak rakyat kita yang jelata. Jangan bapak cuma melihat ke atas, tapi lihatlah ke bawah," tegas Johanis.
Ia mengingatkan bahwa kehadiran pejabat di daerah bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk mengabdi kepada rakyat dan membangun wilayahnya.
"Kenapa bapak-bapak memaksakan diri untuk duduk juga di situ dengan gaji yang rendah? Kalau tidak mau mundur, nanti yang lain banyak yang mau yang suka, Pak," katanya lagi.
Baca Juga:
Kejagung Bongkar Skema Sistematis Korupsi Pertamina, Kerugian Negara Tembus Rp 285 Triliun
Dalam kesempatan itu, Johanis juga menyinggung temuan KPK mengenai maraknya praktik serangan fajar di daerah sebagai cara untuk merebut kursi jabatan.
"Makanya jangan pakai-pakai serangan fajar untuk menduduki jabatan itu. Pakai iman, integritas yang berkaitan dengan iman," tandasnya.
Pernyataan Johanis pun langsung mendapat tepuk tangan dari peserta rapat yang hadir, menandakan bahwa kritik keras itu diterima meski terasa menohok.