Shojai menambahkan, manusia memiliki sekitar lima hingga 20 juta sel penganalisis aroma dibanding anjing yang hanya 12,5 hingga 300 juta.
Lingkungan eksternal bukan satu-satunya alasan anjing bertingkah berbeda dari biasanya. Hal ini juga bisa disebabkan perubahan pada fisiknya.
Baca Juga:
JPU Tuntut Donal Hariyanto dengan Pidana 1,5 Tahun Penjara atas Penyeludupan Anjing
"Pada anjing dan kucing, seiring bertambahnya usia, indra mereka memudar dan perilaku berubah. Masalah kognitif juga dapat membuat hewan peliharaan bertindak dan bereaksi dengan cara tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan," imbuh Shojai.
Artinya, anjing menggonggong pada malam hari bukan karena melihat hantu, melainkan menandakan adanya masalah kesehatan yang dialaminya dan gangguan kecemasan.
"Banyak anjing dengan kecemasan mengalami keadaan kewaspadaan tinggi yang sering, bahkan konstan," jelas Myers.
Baca Juga:
Akibat Gigitan Anjing Rabies, 29 Warga NTT Tewas Mayoritas Balita-Anak
Ketika menggabungkan kecemasan ini dengan fakta bahwa anjing mendengar dan mencium lebih baik daripada manusia, ada berbagai hal yang dapat memicu reaksi anjing menggonggong pada malam hari.
Misalnya, mendengar seekor tikus yang merangkak di loteng, mencium bau seekor binatang yang berjalan di luar jendela, mendengar tetangga berjalan di sepanjang trotoar, atau melihat pantulan cahaya cepat dari lampu depan mobil. Ini semua dapat memicu respons anjing untuk selalu waspada setiap waktu.
Selain itu, gangguan degeneratif pada anjing yang menua, yang dikenal sebagai Cognitive Dysfunction Syndrome (CDS), juga bisa menjadi penyebab perubahan perilaku anjing.