Bagi teman-teman dan keluarga di komunitasnya, itu semua
berkat kekuatan doa. Tapi bagaimana penjelasan sains untuk kejadian ini?
Tidak seperti banyak material, air mengambil volume yang
lebih besar sebagai padatan daripada sebagai cairan. Ekspansi air yang membeku
ini adalah berita buruk bagi jaringan tubuh yang terkena flu, karena kandungan
cairannya berisiko membengkak hingga wadahnya pecah.
Baca Juga:
Ngeri! Bencana Global Bakal Terjadi jika Seluruh Es Antartika Mencair
Bahkan beberapa kristal es liar yang mengembang di tempat
yang salah dapat menembus membran sel. Sebab, pecahan kristal es itu tajam
seperti jarum. Akibatnya, bisa muncul bercak hitam dari kulit dan otot yang
mati. Kondisi ini biasa kita kenal sebagai radang dingin.
Beberapa hewan telah mengembangkan beberapa adaptasi yang
bagus untuk menghadapi bahaya kristal es yang tajam dan mengembang dalam
kondisi di bawah titik beku.
Sebagai contoh, ikan laut dalam yang dikenal sebagai ikan es
sirip hitam Antarktika menghasilkan glikoprotein sebagai semacam antibeku
alami. Contoh lainnya, katak kayu mengubah isi sel-selnya menjadi sirup dengan
membanjiri tubuhnya dengan glukosa, sehingga menahan pembekuan dan dehidrasi.
Baca Juga:
Kejaksaan Negeri Tanjab Timur Tetapkan 4 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung MAN 2
Tanpa upaya pemeriksaan mendalam selain pengamatan
eksternal, sulit untuk mengatakan dengan pasti bagaimana tubuh Hilliard bisa
bertahan dari pembekuan. Apakah ada sesuatu yang unik tentang kimia tubuhnya?
Faktor unik dalam tubuh Hilliard bisa saja memang ada.
Namun, pertanyaan yang jauh lebih penting adalah apa sebenarnya arti
"beku" dalam kasus ini.
Meski rendah, suhu tubuh inti Hilliard dilaporkan masih jauh
di atas titik beku. Ada dunia perbedaan antara metafora "dingin sampai ke
tulang" dan air yang terpadatkan secara literal di dalam pembuluh darah.