Tujuannya sama, mencari perhatian untuk
kemudian bisa diingat.
Siapa pun yang diingat menjaga kesempatannya
akan apapun yang bisa muncul kemudian, kesempatan bisnis, kesempatan menjalin
hubungan, kesempatan berteman baik, kesempatan promosi pekerjaan, kesempatan
menjadi terkenal dan kaya raya dan lain sebagainya.
Baca Juga:
Wamen P2MI Minta Masyarakat Waspadai Modus Penipuan Loker Lewat Medsos
Ketika tidak diingat maka kesempatan itu pun
pudar, kita tidak dianggap ada dan kita tidak masuk dalam pilihan, apapun
konteks dan situasinya.
Brand yang tidak diingat pun harus mengubur dalam-dalam harapan
untuk dibeli, walaupun menjadi diingat tidak menjamin berakhir dengan
pembelian.
Untuk itu pula brand menggelontorkan
pundi-pundi rupiahnya untuk mendominasi media, menyampaikan ceritanya dengan
harapan membangun memory yang akan menjaga peluangnya untuk dibeli.
Baca Juga:
Viral, Pengantin Lampung Tutup Usia Setelah Prosesi Sungkeman
Sayangnya cara otak manusia bekerja berbeda
dengan hard disk komputer.
Jika hard disk komputer memiliki lokasi
fisik di mana sebuah data disimpan yang membuat rusaknya bagian itu sebagai
pencetus dari tidak bisa diaksesnya informasi tersebut, tidak ada satu bagian
secara fisik yang digunakan untuk menyimpan sebuah memori.
Otak menyimpan memori melalui kombinasi syaraf
yang bereaksi secara bersamaan.