WahanaNews.co | Tambang legendaris Grasberg milik PT Freeport Indonesia, yang berlokasi di Papua, habis dan
ditutup pada pertengahan 2019.
Sebagai penggantinya, produksi emas,
perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah. Tambang
bawah tanah ini lokasinya persis di bawah Grasberg.
Baca Juga:
Derap Pembangunan 23 Tahun Otonomi Khusus di Papua, Refleksi dan Capaian di Papua Barat Daya
Penambangan bawah tanah ini menggunakan metoda block caving, yang
merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumber daya yang tinggi
untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah
dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya
sendiri.
Tambang bawah tanah ini sudah
direncanakan sejak 2004 dan terus dikembangkan hingga sekarang.
Ada dua blok tambang bawah tanah
Freeport yang jadi andalan saat ini, yaitu Deep
Ore Zone (DOZ) dan Big Gossan.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Saat ini, dikembangkan juga blok
bernama Deeep Mill Level Zone (DMLZ).
Di dalam tambang ini, terbangun jalan
sepanjang 650 kilometer (km), atau lebih dari jarak Jakarta ke
Yogyakarta.
Jalan di dalam tambang bawah tanah ini
akan terus dibangun hingga 1.000 km, atau seperti Jakarta ke Surabaya.