Ketika uap naik lebih dekat ke sinar ultraviolet, tim ahli melihat gelombang hidrogen sebagai tanda bahwa molekul air pecah.							
						
							
							
								Sayangnya, tidak ada satu pun pesawat ruang angkasa yang mengorbit di Mars dapat melacak semua karakteristik badai debu itu. Sebagai gantinya, para peneliti memasukkan data dari tiga probe yang berbeda.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Ilmuwan Muslim Dunia Diganjar Mustafa Prize, Febriansyah Ingatkan Peran Generasi Muda Indonesia
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Trace Gas Orbiter Badan Antariksa Eropa (ESA) mengukur konsentrasi uap air dan es di atmosfer yang lebih rendah, Mars Reconnaissance Orbiter NASA mengamati debu dan suhu, dan Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) memantau hidrogen di atmosfer bagian atas.							
						
							
							
								Menurut para ahli, ini adalah kali pertama ketiga probe bekerja sama seperti ini dan memberikan pencapaian yang unik.							
						
							
							
								Itulah penyebab planet Mars menjadi kering seperti sekarang menurut hasil penelitian para ilmuwan terbaru. [dhn]							
						
					 
					
						Ikuti update 
berita pilihan dan 
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik 
https://t.me/WahanaNews, lalu join.