Tapi siapa mengira, semua kemewahan dan kemegahan di "kota
maksiat" Baiae itu kemudian tenggelam karena bencana alam yang dahsyat. Pada
abad keempat, bradyseism yaitu naik turunnya tanah karena aktivitas hidrotermal
dan seismik, telah membuat kota itu kini berada di kedalaman 4-6 meter di bawah
laut.
Resor-resor mewah, patung-patung marmer, kolam ikan hias,
kuil dan semua kemegahan dan kemewahan di Baiae akhirnya tenggelam akibat
aktivitas vulkanis di wilayah tersebut. Kini, Baiae menjadi situs reruntuhan
kuno bawah laut yang menarik bagi wisatawan dan para ahli arkeologi.
Baca Juga:
Viral, Anak Indonesia Bertanya kepada Paus: Jika Anda Bisa Lakukan Keajaiban, Apa yang Anda Lakukan?
Penyelam melihat ikan berenang di atas mosaik dari Villa a
Protiro, di reruntuhan kuno Baiae, Napoli, Italia.
"Sulit, terutama
bagi mereka yang baru pertama kali datang, untuk membayangkan bahwa Anda dapat
menemukan hal-hal yang tidak akan pernah dapat Anda lihat di tempat lain di
dunia hanya dalam beberapa meter air," kata Marcello Bertolaso, kepala pusat
penyelaman Campi Flegrei, yang biasa membawa wisatawan di sekitar lokasi.
Pada tahun 1940-an, seorang pilot membagikan foto udara
sebuah bangunan yang berada di bawah laut. Hal itu kemudian menarik perhatian
para ahli arkeologi dan pemerintah Italia.
Baca Juga:
Ternyata Ini Sejarah Kenapa Tahun Baru Dimulai dari Bulan Januari
Setelah beberapa dekade adanya penemuan barang antik di
jaring nelayan dan penjarah bebas berkeliaran di sana. Reruntuhan kuno Baiae
kini telah menjadi kawasan laut yang dilindungi sejak tahun 2002 dengan luas
sekitar 177 hektare.