WahanaNews.co |
Para ilmuwan menemukan fosil yang dijuluki manusia naga atau Homo longi.
Mereka menemukan jejak
manusia purba itu di dasar sumur Kota Harbin yang ada di barat laut China.
Baca Juga:
Ilmuwan China Ciptakan Padi Bernutrisi Unik untuk Jaga Kesehatan Jantung
Berdasarkan analisis
geokimia, tengkorak yang ditemukan diperkirakan berusia 138 ribu dan 309 ribu
tahun.
Penamaan Homo Longi diberikan
berdasarkan lokasi penemuan di Heilongjiang atau Sungai Naga Hitam.
Tengkorak ini pertama kali
ditemukan pada 1930 di kota itu.
Baca Juga:
DeepSeek Guncang Industri AI, ChatGPT Terpaksa Ubah Strategi
Namun, tak lama tengkorak
menghilang dengan alasan untuk melindunginya dari serbuan tentara Jepang.
Tengkorak ini lantas dikubur
di dasar sumur selama 85 tahun.
Tengkorak ini memiliki ciri
khas manusia primitif, seperti hidung yang lebar, tulang pipi yang datar, alis
dan tulang tengkorak yang pendek ketimbang Homo
Sapiens.
Selain itu, fosil ini juga
memiliki wajah yang sangat lebar, mata yang dalam dan berukuran besar, gigi
besar dan ukuran otak yang mirip dengan manusia modern.
Tengkorak yang ditemukan ini
diperkirakan milik seorang pria berusia 50 tahun.
Temuan ini ditulis dalam tiga
laporan yang diterbitkan oleh jurnal The
Innovation, pekan lalu (25/6/2021).
"Tengkorak Harbin adalah
temuan fosil paling penting dalam 50 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan peran
penting Asia Timur dan China dalam sejarah umat manusia," jelas Chris
Stringer, peneliti utama asal mula manusia di Museum London, sekaligus penulis
pendamping untuk penelitian ini.
"Berdasarkan analisis
kami, kelompok Harbin lebih terkait erat dengan H. sapiens ketimbang
Neanderthal," jelas Stringer.
"Jika ini dianggap
sebagai spesies yang berbeda, maka ini adalah spesies saudara kita [yang paling
dekat hubungannya]," lanjutnya, seperti dikutip SCMP.
Tim berencana untuk melihat
apakah mungkin untuk mengekstrak protein kuno atau DNA dari tengkorak, yang
termasuk satu gigi, dan akan memulai studi yang lebih rinci tentang interior
tengkorak, melihat sinus dan bentuk telinga dan otak, menggunakan CT scan.
Temuan ini makin menjadi
bukti bahwa Homo Sapiens yang saat
ini merajai Bumi pernah hidup bersama dengan manusia purba lain.
Di era ketika Homo Sapiens pertama kali muncul di
Afrika sekitar 300 ribu tahun lalu, ia berbagi planet dengan Homo Neanderthals, Denisovans, Homo Floresiensis,
Homo luzonensis, dan Homo Naledi.
Sebagian Homo Sapiens pun kawin dengan manusia purba lain dan menghasilkan
keturunan. Jejak keturunan manusia purba ini bahkan bisa dilacak lewat DNA manusia
zaman now. [dhn]