Pernikahan keduanya baru dicatatkan oleh seorang petugas Kantor Catatan Sipil Jakarta Barat, 29 Juli 2000. Tapi suratnya resmi keluar 31 Juli 2000.
Bulan madu, suami mengaku wanita
Baca Juga:
Tersangka yang Curi Motor Demi Persalinan Istri Dibebaskan Kejari Bogor
Nardinata dan Ida kemudian pergi bulan madu ke Bangkok, Thailand pada 31 Juli 2000. Sementara surat perkawinan mereka dibawa oleh kakak suaminya bernama Johanes.
Saat bulan madu itulah, kata Ida, tiba-tiba Nardinata mengaku bahwa ia sebenarnya adalah seorang perempuan dengan nama asli Nera Maria Suhaimi Joseph. Hal itu didahului cekcok di antara keduanya.
"Dia ngomong ke aku kalau dia bilang 'aku ini sebenarnya kawin bukan pengen punya istri'. Lho maksudmu kenapa ngomong gitu? 'Enggak, aku ini cuma butuh seorang pendamping yang bisa dampingi aku kemana-mana'," ujar Ida menirukan ucapan Nardinata.
Baca Juga:
Keadilan untuk Masyarakat Adat Sihaporas: Menolak Kriminalisasi dan Menghormati Budaya
"Aku bingung. Mikir-mikir, akhirnya dia cerita mbulet (rumit), setelah saya paksa maksudnya apa, akhirnya dia ngaku kalau dia bukan laki-laki, dia perempuan. Saya kaget," tambahnya.
Dari situlah, kata Ida, terjadi pertengkaran antara dirinya dengan Nardinata. Dia merasa dibohongi dan ditipu oleh orang yang disayanginya. Dia kecewa, tapi suaminya malah melakukan kekerasan hingga mengancam akan membunuhnya.
"Aku disiksa karena enggak mau [menerima kondisi Nardinata ternyata perempuan]. Dia mengancam mau membunuh," katanya.