"Kami berusaha menampilkan potret itu dengan seobjektif mungkin. Kami telah menyelesaikan pekerjaan rumah kami," imbuhnya.
Meski menuai banyak kecaman, baik dari penonton dan pihak keluarga korban Dahmer, tayangan dokumenter ini juga menuai kesuksesan besar.
Baca Juga:
Roblox Siap Dukung Indonesia Lindungi Anak di Dunia Digital dan Perkuat Industri Gim Lokal
Sejak ditayangkan pada 21 September lalu, Dahmer - Monster: The Jeffrey Dahmer Story berhasil mendulang jumlah watch-time sedikitnya 701,37 jam hingga awal pekan ini.
Jumlah itu membuat Dahmer menjadi serial berbahasa Inggris terpopuler kedua di Inggris, per laporan Variety, Selasa (11/10).
Menanggapi hal itu, Brannen mengaku kagum dan bangga atas kesuksesan tayangan yang digarapnya bersama Ryan Murphy. Lebih lanjut, ia justru terkejut keheranan mengapa kisah dokumenter Dahmer bisa mencapai kesuksesan besar di Netflix.
"Saya selalu menanyakan pertanyaan yang sama pada diriku sendiri. Ini menarik, ketika cerita-cerita mengerikan seperti itu justru beresonansi dengan banyak orang," kata Brennan.
Baca Juga:
PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan dengan Pelatihan FABA
"Menurut saya, ini adalah cara dari banyak orang untuk mencoba mendekat dengan hal-hal menakutkan dari diri mereka sendiri, dan melihatnya (ditayangkan) di layar," imbuhnya.
Dahmer - Monster: The Jeffrey Dahmer Story menceritakan tentang cara Dahmer (Evan Peters) membunuh dan memutilasi sekitar 17 laki-laki dalam periode 1978 dan 1991.
Jeffrey Dahmer dikenal sebagai monster. Ia merupakan pelaku pelecehan seksual bahkan terhadap anak-anak, pembunuh berdarah dingin karena menghabiskan para korban secara bengis.