Data dari inti es dan cangkang moluska menunjukkan bahwa antara tahun 800 hingga 1300 M, Greenland memiliki iklim yang memungkinkan peternakan domba dan pertumbuhan tanaman seperti kentang. Oleh karena itu, nama Greenland dianggap masuk akal pada masa tersebut.
Namun, pada abad ke-14, suhu di Greenland mulai menurun drastis. Penurunan suhu ini mengakibatkan musim panen yang lebih pendek dan peningkatan jumlah es laut, sehingga wilayah tersebut semakin tertutup salju.
Baca Juga:
Demi Keamanan dan Ekonomi AS, Trump Siap Rebut Terusan Panama dan Greenland Pakai Militer
Greenland di Masa Purba
Para ilmuwan juga menduga bahwa Greenland benar-benar hijau sekitar 2,5 juta tahun lalu. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tanah purba di bawah lapisan es Greenland telah terbekukan secara kriogenik selama jutaan tahun.
Lapisan tanah tersebut kini tersembunyi di bawah lapisan es setebal hampir dua mil. Penemuan ini memberikan gambaran bagaimana Greenland pernah menjadi daratan yang lebih hijau sebelum perubahan iklim ekstrem melanda.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
Kehidupan dan Transportasi di Greenland
Dengan mayoritas wilayahnya yang tertutup es, Greenland memiliki tantangan tersendiri dalam hal transportasi. Tidak ada jalan raya atau sistem kereta api yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Jalan raya hanya terdapat di pinggiran kota, dan perjalanan antarkota dilakukan menggunakan pesawat, kapal, helikopter, mobil salju, atau kereta luncur.