Ketegangan antara PKI dan militer Indonesia memang telah meningkat sejak awal 1960-an.
Presiden Sukarno berjuang untuk menyeimbangkan kekuatan saingan.
Baca Juga:
Peristiwa Gerakan 30 September 1965, Kesaksian Tokoh Agama di Lubang Buaya
Pembantaian komunis yang disponsori tentara dimulai setelah upaya kudeta yang gagal oleh para pendukung Sukarno di dalam jajaran tentara pada 1 Oktober 1965.
Beberapa bulan sebelum peristiwa itu terjadi, seperti dikutip The Guaridan, tim spesialis dari Departemen Riset Informasi (IRD) Kantor Luar Negeri telah dikerahkan di Singapura untuk menghasilkan propaganda hitam untuk melemahkan pemerintahan Sukarno.
Kudeta yang gagal hanya memudahkan para propagandis untuk mempengaruhi audiens yang mereka tuju, termasuk politisi anti-komunis dan jenderal-jenderal tentara Indonesia.
Baca Juga:
Inggris Tolak Permintaan Israel Kelompokkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris
Propaganda tersebut disebarkan melalui buletin berbahasa Indonesia, yang konon merupakan karya para imigran Indonesia, namun sebenarnya dikeluarkan oleh pakar Inggris di Singapura.
Dalam setahun, sekitar 28.000 eksemplar buletin telah diterbitkan.
Selain itu, Inggris juga mendanai sebuah stasiun radio, yang disiarkan oleh orang Malaysia ke Indonesia.