Tak lama setelah pembantaian komunis oleh militer dimulai, buletin yang diproduksi Inggris menyerukan “PKI dan semua organisasi komunis” untuk “dihilangkan”.
Ia mengklaim bahwa Indonesia akan tetap dalam bahaya “selama para pemimpin komunis masih buron dan pangkat dan anggota mereka dibiarkan tanpa hukuman.”
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
“Penundaan dan tindakan setengah hati hanya dapat menyebabkan… kehancuran kita yang paling akhir dan menyeluruh,” para penulis pamflet itu memperingatkan para pembacanya.
Usai kudeta PKI yang gagal itu, pembunuhan itu diduga meningkat di seluruh kepulauan Indonesia dalam beberapa minggu setelah penerbitan buletin.
The Guardian bersikeras bahwa “tidak ada keraguan bahwa diplomat Inggris menyadari apa yang terjadi.”
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Mata-mata Inggris di wilayah tersebut memiliki segala cara untuk mencegat komunikasi pemerintah Indonesia dan memantau pergerakan militernya, menurut surat kabar tersebut.
Salah satu buletin, yang dirilis selama tindakan keras terhadap komunis, memuji "dinas perang dan polisi" karena "melakukan pekerjaan yang sangat baik."
Para propagandis Inggris membandingkan PKI dengan Adolf Hitler dan Jenghis Khan dalam pamflet, dan bersikeras bahwa “pekerjaan yang dimulai oleh tentara harus dilanjutkan dan diintensifkan.” [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.