"Ketika masalah tidak dapat diselesaikan secara medis, kami pikir sangat masuk akal bahwa harus ada ketidakmampuan sementara yang terkait dengan masalah ini, "Menteri Luar Negeri untuk Kesetaraan dan Kekerasan Gender Spanyol Angela Rodríguez, mengatakan kepada surat kabar El Periodico dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
"Penting untuk memperjelas apa itu periode yang menyakitkan, kita tidak berbicara tentang sedikit ketidaknyamanan, tetapi tentang gejala serius seperti diare, sakit kepala parah, demam," tambahnya.
Baca Juga:
Putri PM Kanada dan Putri Belgia Terdampak Konflik Harvard vs Trump
Proposal untuk cuti periode ini bukanlah kesepakatan yang dilakukan, dan telah menyebabkan beberapa kontroversi di Spanyol.
Pemerintah koalisi sayap kiri negara itu sendiri dilaporkan terbagi atas rencana tersebut.
Dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Europa Press pada hari Kamis, Menteri Ekonomi Nadia Calviño, seorang Sosialis, mengatakan beberapa rancangan rencana tersebut masih dalam pembahasan.
Baca Juga:
PBB: Israel Blokir Bantuan, Anak Gaza Terancam Gizi Buruk
"Biarkan saya ulangi dengan sangat jelas, pemerintah ini percaya dan benar-benar berkomitmen pada kesetaraan gender, dan kami tidak akan pernah mengadopsi langkah-langkah yang dapat mengakibatkan stigmatisasi terhadap perempuan," tegas Calviño.
Rancangan undang-undang tersebut juga akan menurunkan PPN atas produk-produk kebersihan wanita di toko-toko, membuat produk-produk periode menstruasi tersedia secara gratis di sekolah-sekolah dan pusat-pusat pendidikan.
Menurut El Pais, itu akan menjadikan kesehatan menstruasi sebagai bagian dari hak orang Spanyol atas kesehatan, dan itu menetapkan "stereotipe dan mitos tentang menstruasi yang masih ada dan yang menghalangi kehidupan perempuan akan dilawan". [Tio]