WAHANANEWS.CO - Bisul yang muncul mendadak kerap bikin panik, apalagi ketika telur langsung dituding sebagai biang keladi yang memperparah peradangan.
Anggapan tersebut masih sering beredar di masyarakat, padahal tidak semua bisul berkaitan dengan makanan, termasuk telur.
Baca Juga:
Lebih dari Sekadar Rebus: Ini Keunggulan Telur Kukus yang Jarang Diketahui
Mengutip Very Well Health, bisul atau furunkel adalah benjolan berisi nanah yang terjadi akibat infeksi bakteri pada folikel rambut.
Meski sekilas menyerupai jerawat berukuran besar, bisul biasanya tumbuh lebih dalam dan disertai rasa nyeri yang cukup hebat.
Banyak orang percaya bisul muncul karena konsumsi telur, namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Baca Juga:
Selama Ini Jadi Tertuduh, Telur Ternyata Bukan Penyebab Kolesterol Naik
Lalu, apakah sebenarnya aman mengonsumsi telur saat sedang mengalami bisulan.
Mengacu pada How Stuff Works, penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyerang folikel rambut.
Bakteri ini mudah masuk ketika folikel rambut mengalami iritasi, tersumbat, atau terluka akibat gesekan pakaian, luka kecil, maupun penggunaan produk yang menyumbat pori-pori.
Sekitar 10 hingga 20 persen orang sehat diketahui membawa bakteri Staphylococcus aureus di kulit, terutama di area hidung, ketiak, selangkangan, serta lipatan bokong.
Bakteri tersebut dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui sentuhan tangan atau kuku.
Menurut Everyday Health, makanan termasuk telur tidak secara langsung menyebabkan bisul.
Namun, dalam kondisi tertentu, makanan bisa berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan risiko munculnya bisul.
Pada orang yang memiliki alergi telur, konsumsi telur dapat memicu gangguan kulit seperti eksim.
Kondisi eksim membuat lapisan pelindung kulit melemah sehingga bakteri Staphylococcus aureus lebih mudah masuk dan memicu infeksi.
Rasa gatal akibat eksim juga mendorong seseorang untuk menggaruk kulit, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya bisul.
Selain alergi, penderita diabetes juga lebih rentan mengalami bisul karena daya tahan tubuh menurun dan kadar gula darah cenderung tidak stabil.
Pada kondisi tersebut, pola makan sehat menjadi faktor penting untuk membantu menurunkan risiko infeksi kulit.
Konsumsi karbohidrat kompleks, makanan tinggi serat, serta lemak sehat dianjurkan untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Lantas, bolehkah makan telur saat bisulan.
Jawabannya adalah boleh, selama tidak memiliki alergi telur atau kondisi medis tertentu yang membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi.
Anggapan bahwa telur memicu bisulan lebih berkaitan dengan reaksi alergi, bukan karena telur secara langsung menyebabkan infeksi bakteri.
Telur juga tidak terbukti memperparah peradangan, bahkan sebagai sumber protein yang baik, telur dapat membantu proses pemulihan tubuh.
Namun, jika setelah mengonsumsi telur muncul reaksi alergi, sebaiknya konsumsi dihentikan sementara dan dikonsultasikan ke dokter.
Memahami penyebab bisul secara tepat dapat membantu menentukan pilihan makanan yang aman sekaligus langkah perawatan yang benar.
Menjaga kebersihan kulit tetap penting agar bisul lebih cepat mereda dan tidak mudah kambuh.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]