WahanaNews.co | Negosiasi gaji saat wawancara kerja bisa jadi hal yang menarik sekaligus menantang, baik bagi fresh graduate maupun yang sudah memiliki pengalaman kerja.
Banyak yang khawatir jika negosiasi terlalu tinggi, akan malah membuat recruiter mundur. Terkadang banyak pula yang merasa sungkan bernegosiasi, sehingga akhirnya pasrah. Padahal gaji yang ditawarkan jauh dari yang diharapkan dan tidak sesuai dengan tugas yang diemban.
Baca Juga:
MA Sebut Usulan Perubahan Gaji Hakim Disetujui Menkeu
Negosiasi gaji sendiri adalah aktivitas diskusi antara calon karyawan dan perusahaan untuk menentukan gaji yang diharapkan. Dalam hal ini, perusahaan biasanya diwakilkan oleh Human Resource Department (HRD). Proses negosiasi memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan karyawan terbaik dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Sedangkan bagi calon karyawan, ini merupakan kesempatan untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari kantor sebelumnya. Negosiasi gaji juga memungkinkan karyawan untuk memahami tunjangan atau benefit yang didapatkan selama bekerja di perusahaan tersebut.
Ekspektasi gaji biasanya ditanyakan saat sesi awal wawancara. Selanjutnya ketika perusahaan atau user merasa cocok denganmu, HRD akan menghubungimu kembali untuk negosiasi gaji. Namun ada kalanya negosiasi gaji dilakukan saat sesi wawancara awal.
Baca Juga:
Solidaritas Hakim Indonesia Harap Penggajian Hakim Dievaluasi Secara Berkala
Untuk bisa menjawab pertanyaan ini dengan tepat, berikut beberapa trik yang bisa kamu coba:
1. Lakukan riset
Untuk fresh graduate, kamu bisa melakukan dengan mencari tahu besaran upah minimum regional (UMR) di kota tempat kamu bekerja. Selanjutnya sesuaikan UMR tersebut dengan posisi yang dilamar.